Medan (UIN SU)
Salah satu keunggulan UIN SU Medan adalah Ekonomi Islam. Dari sisi sejarah, UIN SU masuk dapat daftar al-sabiquna al-awwalun (generasi pertama). Bermula dari program D II terus berkembang menjadi D III dan akhirnya Prodi Ekonomi Islam di Fakultas Syari’ah. Tahun 2014 terjadi perubahan besar, lahirnya FEBI. Semua ini terjadi karena terjaganya kesinambungan program kajian ekonomi Islam di Fakultas Syari’ah dan kebijakan yang menyertainya. Sejak eranya Prof. Dr. M. Yasir Nasution, Prof. Dr. Amiur Nuruddin, MA, Prof. Dr. Nur A. Fadhil Lubis, MA, Dr. H. M. Jamil sampai akhirnya di jabat oleh Prof. Dr. Saidurrahman, M.Ag sebagai Dekan Fakultas Syari’ah IAIN SU-UIN SU, Ekonomi Islam di IAIN/UIN SU terus berkembang dengan sangat menggembirakan.
Setiap zaman tentu memiliki dinamikanya sendiri. Periodesasi kepemimpinan juga memiliki ciri khasnya sendiri pula. Secara kelembagaan, puncak perkembangan ekonomi Islam terjadi pada era TGS. Prof. Saidurrahman. Kontribusinya tentu tidak dapat dipandang kecil dalam proses alih status jurusan atau prodi Ekonomi Islam menjadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI). Prof. TGS. Saidurrahman sebagai Dekan Fakultas Syari’ah yang membuat keputusan besar, memindahkan mahasiswa, dosen dan aset ke fakultas baru, FEBI. Beliau merasa ikut bertanggungjawab untuk mengembangkan ekonomi Islam dan membesarkan FEBI.
Penting untuk dicatat, proses penyapihan dari prodi menjadi fakultas ekonomi dan Bisnis Islam di berbagai perguruan tinggi lainnya (UIN dan IAIN) ternyata menimbulkan benturan dan ketegangan. Bahkan di dalamnya ada konflik kepentingan. Ada banyak fakultas Syari’ah yang pada mulanya mengasuh prodi ekonomi Islam, dengan berat hati melepasnya menjadi fakultas mandiri yang bernama FEBI. Ada yang terpaksa harus merelakan fakultas baru itu berdiri, tetapi mahasiswa yang sedang kuliah (on going) tetap menjadi fakultas syari’ah. Ada pula yang tidak berkenan membagi sebagian aset-aset fakultas juga dosen-dosennya. Jelasnya banyak dinamika dan benturan yang tidak produktif.
Di IAIN SU, hal itu tidak terjadi sama sekali. Proses alih status berjalan mulus dan damai. Tidak ada benturan apa lagi konflik. Tidak berlebihan jika dikatakan perjuangan Prof. TGS. Saidurrahman terhadap Ekonomi Islam di UIN SU Medan lebih bersifat struktural dan kultural. Setelah dipercaya sebagai Rektor UIN SU Medan, Prof. TGS Saidurrahman kembali mengukuhkan keunggulan UIN SU Medan dalam bidang ekonomi Islam. Secara kultural (budaya ekonomi Syari’ah) UIN SU mengembangkan praktik zakat dan wakaf sebagaimana terlihat pada lembaga UPZ UIN SU dan Lembaga Wakaf UIN SU.
Atas kerja besar itu, UIN SU mendapatkan pengakuan secara nasional dalam bentuk penghargaan yang diberikan oleh Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) dan diterima langsung oleh TGS. Prof. Dr. Saidurrahman selaku Rektor UIN SU Medan. Adapun dua bentuk penghargaan itu adalah: Pertama, UIN SU Sebagai Kampus Ekonomi Islam Terdepan (Silaknas, Jakarta 27-28 Juli 2017). Kedua, Piagam Penghargaan yang diberikan langsung kepada Rektor UIN SU TGS. Prof. Saidurrahman sebagai Tokoh Pendidikan Ekonomi Islam Pengembangan Bea Siswa Zakat pada penghargaan IAEI Award tahun 2019 di Jakarta. Semoga prestasi ini dapat dipertahankan di masa mendatang. Wa Allahu A’lam bi al-Shawab.(Humas)