Memasuki HUT ke-46 UIN SU terus berbenah mengubah pradigma IAIN yang dulu dianggap pesantren kampung kini berubah menjadi UIN sebagai kelas internasional.
Hal itu disampaikan Penggiat Spiritual yang juga alumni UIN SU, Tuan Guru Batak (TGB) Syekh Dr Ahmad Sabban elRahmaniy Rajagukguk, Kamis (17/10) siang.
Menurutnya kampus UIN SU bukan saja bertranformasi dari kampus sebelumnya bernama IAIN SU.
Kampus ini kini menjadi primadona sebab banyak berharap dan ada yang menangis ketika dinyatakan tdk lulus di kampus ini.
“Saat bersamaan kampus ini juga sedang mengubah paradigmanya jauh melesat melampui paradigma lama.
Kampus ini sedang melaju cepat, bertransformasi melampui tuntutan jamannya,” ujarnya.
Dikatakan TGB, inilah kampus peradaban, kampus ilmuwan, kampus orang-orang berprestasi, kampus moralitas, kampus adab, kampus spiritual dan sedang bergerak menjadi kampus digital.
Dikampus ini sedang dikembangkan budaya cepat, budaya maju dan budaya adab.
“Inilah kampus orang-orang sholeh, orang-orang besar, kampus anak negeri, pelopor dan pembela bangsa, pengawal NKRI dan paling terpenting kampus orang-orang yang berjiwa besar.
UIN SU yang dinahkodai oleh Prof Saidurrahman MAg terus menjadi kampus integritas yang terus berbenah berkelas Internasional,” sebutnya.
“Semua itu terwujud karena adanya kepercayaan penuh dari seluruh stakeholder.
Kepercayaan ini muncul karena Prof Saidurrahman selaku Rektor UIN SU terus bertekad menjaga integritas dan konpetensi menuju kelas internasional.
UIN SU adalah kampus juara, kampus integritas dan tidak ada ruang berkompromi kebathilan dalam pengelolaan kampus peradaban ini,” katanya.
Sementara itu, Rektor Universitas Islam Negeri (UINSU) Prof Saidurrahman, menjelaskan selama kepemimpinannya beliau bertekad memajukan dan mensejajarkan UIN pada level nasional dan internasional dengan jumlah mahasiswa yang banyak dan kualitas mumpuni, pihaknya menyediakan sumber daya manusia yang dibutuhkan bagi pembangunan Indonesia menuju Indonesia emas 2045.
Ia juga menyebutkan diawal kepemimpinan ada tiga persoalan menjadi perhatiannya yang dibenahi mulai dari akreditasinya sebelumnya berada di peringkat C, menjadi peringkat B atau Baik Sekali, dan tahun mendatang, UINSU bekerja keras untuk reakreditasi untuk memperoleh akreditasi A (unggul), tentunya ini dibarengi dengan peningkatan kualitas dosen dan mahasiswa serta jaringan kerjasama internasional.
Terbukti adanya kepercayaan internasional berupa bantuan dari ADB dan Arab Saudi sedangkan secara nasional ada SBSN dan bantuan pengadaan lahan 100 hektar di Kualanamu membuktikan percayanya Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan pemerintah kabupaten dan kota, dengan modal ini pihaknya menyebut kerjasama membangun UINSU yang lebih juara. Selain itu, beliau juga menggratiskan kepada mahasiswa yang kurang mampu, hal ini dilakukan agar mahasiswa tersebut berhenti karena keterbatasan dana.
Untuk itulah pihaknya memberlakukan kebijakan memotong dua setengah persen dari penghasilan dosen dan karyawan untuk beasiswa zakat.