Medan, (UIN SU)
“Ada banyak indikator kemajuan suatu negara, salah satu yang paling penting khususnya di negara yang penuh dengan keberagaman suku dan agama seperti Indonesia yaitu kerukunan umat di dalamnya. Kemajuan bangsa dan negara dapat diraih dengan kerukunan umat beragama”.
Demikian disimpulkan dari arahan dan bimbingan Menteri Agama RI, Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi dalam acara Pembinaan ASN Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN SU) memasuki 2020 yang digelar di Gelanggang Mahasiswa Kampus I UIN SU Jalan IAIN Nomor 1 Kota Medan, Sabtu (04/01).
Acara juga dirangkai dengan silaturahmi bersama tokoh agama Sumatera Utara. Menteri menyampaikan, sesuai slogan kementerian yaitu umat unggul Indonesia maju, ia menegaskan keunggulan umat itu ialah kerukunan. “Kemajuan negara ini diraih dengan kerukunan umat beragama. Kalau tidak rukun, maka segala aspek pembangunan akan terganggu karena gesekan-gesekan agama,” ujarnya.
Menag mengapresiasi program yang mengangkat tema UIN SU sebagai kampus terdepan dalam ekonomi Islam, deradikalisasi dan moderasi beragama ini dan berharap prestasi ini terus dilanjutkan dalam agenda besar membangun peradaban. Terkait deradikalisasi dan moderasi beragama menjadi fokus bimbingannya, ia menjelaskan gambaran dari negara-negara Timur Tengah yang dinilai ‘terlambat’ dalam upaya deradikalisasi. Keterlambatan itu bisa menimbulkan kekacauan bahkan hancurnya suatu negara. Untuk itu, ia menilai moderasi beragama adalah solusi yang melekat dengan konsep kerukunan. “Moderasi beragama, yang dimoderatkan bukan agamanya. Agama itu sudah luar biasa moderatnya. Tapi yang dimoderatkan yaitu cara kita beragama, terutama menghadapi umat beragama lainnya,” jelasnya.
“Saat ini moderasi kita bagus, tetapi kalau kita terlambat dan tidak sungguh-sungguh bisa saja kita terjerumus. Misalnya, sampai kepada teks khotbah harus disiapkan negara, kalau sekarang kan kita bebas, mudah-mudahan bebas terus tapi bebas yang bertanggung jawab. Untuk kepentingan umat dan bangsa. Saat ini tingkat moderasi beragama di Indonesia masih masuk 10 besar,” katanya.
Ia menjelaskan, kerukunan umat berperan penting mewujudkan Indonesia maju. Karena tingkat kerukunan suatu negara dinilai akan mendatangkan peluang-peluang investasi dan mendatangkan warga mancanegara ke Tanah Air, hal ini tentu akan menaikkan perekonomian dan pembangunan bangsa. Sehingga kemajuan dapat diraih.
Pengalamannya di negara-negara Arab menyimpulkan, bahwa peran agama dan negara tidak dapat dipisahkan dan merupakan kesatuan. Ia menyampaikan, di Timur Tengah, dulu aturan keagamaan dilonggarkan dan ada upaya meninggalkan identitas Islam dan negara itu mengalami kekacauan dan hancur. Begitu pula jika negara dan bangsa tanpa agama maka negara akan kehilangan arah. Saat ini, ketika negara di sana kembali ke identitas keagamaan yang berdampak pengaturan yang ketat misal soal teks khotbah dan suara adzan. Terkait itu, Menag meyakini yang dijalankan di Indonesia sejak berdiri sudah benar yaitu negara tidak terlepas dari nilai-nilai agama. “Kita tidak memisahkan Islam dengan bangsa dan negara. Itu adalah satu bagian yang utuh. Yang kita jalankan Ini sudah betul,” tegasnya.
Rektor UIN SU, Prof Dr Saidurrahman, M Ag dalam sambutan menyampaikan, siap membawa kampus Islam ini terdepan dalam gerakan deradikalisasi dan mempromosikan Islam washatiyah atau Islam yang moderat. Ia menegaskan, UIN SU siap mendukung gagasan Menag soal menjadikan PTKIN sebagai garda terdepan dalam moderasi beragama di Indonesia. “Kami bertekad menjadi UIN SU sebagai kampus terdepan dalam menyemai Islam washatiyah, moderasi beragama dan anti-radikalisasi. Lalu mendukung pemerintah untuk melahirkan anak bangsa dengan karakter kuat, nasionalis-religius, taat agama dan mencintai Tanah Airnya sepenuh jiwa,” paparnya.
Selanjutnya ia menyampaikan kepada menteri tentang perkembangan UIN SU sejak didirikan hingga perkembangan di masa kepemimpinannya. Di antaranya menyoal peningkatan kualitas kelembagaan yang ditandai dengan akreditasi dan terus diupayakan meraih akreditasi unggul. Lalu tentang berbagai kemajuan seperti pembangunan fasilitas dan sarana prasarana kampus, gedung-gedung baru, pembangunan kampus IV di Medan Tuntungan, perolehan lahan 100 hektare hingga upaya program ma’ had al-jami’ah atau pesantren kampus bagi ribuan mahasiswa baru. Begitu pula implementasi tiga harga mati yaitu akreditasi, digitalisasi sistem pembelajaran hingga internasionalisasi menuju UIN SU world class university.
- Hadir dalam kegiatan tersebut pimpinan Forkopimda Sumut di antaranya Pangdam I/BB Mayjen TNI Muhammad Sabrar Fadhilah, Dandim 0201/BS Kolonel Inf Roy Hansen J Sinaga, SSos, Kapoldasu Irjen Pol Drs Martuani Sormin Siregar, MSi, para tokoh agama Sumut dan ratusan civitas kampus serta mahasiswa. Saat kedatangannya, Menag RI diulosi sebagai tanda penghormatan dan disambut dengan rangkaian salawat dan pemberian cenderamata berupa buku-buku karya dari Rektor UIN SU. (humas)