Dari Fakultas Dakwah dan Ushuluddin, Jadi Apa Saja, Bisa !

Dari Fakultas Dakwah dan Ushuluddin, Jadi Apa Saja, Bisa !

Medan, (UIN SU)

Dua fakultas lama di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN SU), yaitu Fakultas Dakwah dan Fakultas Ushuluddin yang berada di Kampus II UIN SU Jalan Willem Iskander Medan sampai saat ini mampu bersanding dan tetap eksis dengan enam fakultas lainnya. Sebagai fakultas yang menyajikan studi dakwah dan studi keislaman serta usul agama, lulusan dari dua fakultas ini dinilai mampu berkiprah di banyak bidang dan profesi yang diperlukan masyarakat.

Dua fakultas yang bernama baru menjadi Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) dan Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam (FUSI) mampu menjadi wadah bagi mahasiswa yang kelak mengisi pembangunan bangsa di berbagai bidang. Kesempatan dan peluang luas bagi lulusan dua fakultas ini terbuka lebar. Sebut saja selain di bidang dakwah atau syiar keislaman dan studi-studi mendalam tentang keislaman, juga termasuk di bidang politik, sosial, ekonomi, budaya, pendidikan dan banyak lagi lainnya yang menjadi prospek yang baik.

Dekan FDK, Dr Soiman, MA menjelaskan, dalam beberapa tahun ini, jumlah peminat dua fakultas ini terus mengalami peningkatan. Hal tersebut juga bagian dari program rektor untuk meningkatkan mutu fakultas yang bertujuan menaikkan input atau jumlah mahasiswa termasuk di dua fakultas tersebut. “Peminat calon mahasiswa baru tiap tahunnya bertambah, untuk kuota mahasiswanya juga bertambah dari tahun sebelumnya. Setelah berubah dari IAIN menjadi Universitas, input mahasiswa harus ditingkatkan. Peningkatan jumlah mahasiswa ini tentu menjadi faktor yang meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap fakultas-fakultas ini,” paparnya.

Ia menjelaskan, naiknya jumlah mahasiswa tentu diiringi dengan kualitas fasilitas dan sarana prasarana perkuliahan seperti ruang belajar, laboratorium dan teknologi pendidikan yang dipakai. Hal ini berujung pada akreditasi program studi FDK dan FUSI, sehingga akan lebih menaikkan kualitas pembelajaran di fakultas yang menjadi kebanggaan di UIN SU ini. Sembari kualitas dosen-dosennya juga terus diselaraskan.

Ia menjelaskan, untuk FDK dan FUSI ini punya perbedaan terkait peluang dan prospek lulusan di masa depan misalnya tentang lapangan pekerjaan yang ditawarkan. Studi soal dakwah dan usul agama di dua fakultas ini memberikan peluang bagi lulusan untuk menjadi abdi di tengah masyarakat dan untuk kemajuan Islam hingga akhir hayat. Di dua fakultas ini, setiap lulusan disiapkan dan ditempa menjadi da’i atau pendakwah di tengah masyarakat dan juga sebagai ahli keagamaan yang tentu sangat diperlukan di negara yang majemuk ini.

Namun, dua fakultas ini sebenarnya punya prospek lapangan pekerjaan yang merambah ke bidang-bidang lainnya atau lintas batas. Tidak hanya soal dunia syi’ar Islam dan studi Islam, lulusannya juga punya peluang besar menjajaki dan berkecimpung di berbagai profesi. Seperti yang sudah dibuktikan oleh para lulusan sampai saat ini. Banyak lulusan yang masuk ke dunia politik, diplomat, aktivis kemanusiaan, relawan sosial, pendidikan dan penelitian keagamaan, budaya bahkan berkembang di dunia ekonomi.

Dekan FUSI Prof. Dr. Katimin dan Dekan FDK Dr. Soiman menyampaikan, mahasiswa FDK dan FUSI punya kompetensi yang berbeda dari lainnya termasuk materi kuliahnya. Selain menyentuh dunia dakwah dan studi Islam tapi tidak menutup kemungkinan menggeluti berbagai profesi lainnya yang diperlukan masyarakat.
“Cuma terkadang masyarakat kurang mengerti peluang di dua fakultas ini. Tapi secara umum kita punya kesamaan dengan fakultas lain yaitu masyarakat pembelajar berdasarkan nilai-nilai Islam. Satu hal yang penting, bahwa lulusan FDK dan FUSI itu lintas batas. Artinya bisa mendapatkan profesi di banyak bidang,” ujar Dr. Soiman. (Humas)