UIN SU Gelar Wisuda Sarjana ke-73 Daring Nasionalisme dan Agama Tidak Terpisahkan

UIN SU Gelar Wisuda Sarjana ke-73 Daring Nasionalisme dan Agama Tidak Terpisahkan

Medan, (UIN SU)

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN SU) menggelar wisuda sarjana ke-73 secara daring di aula utama Kampus II UIN SU Jalan Willem Iskandar Medan, Senin (29/6). Wisuda ini melantik sebanyak 649 lulusan dari delapan fakultas, wisuda daring digelar sebagai pencegahan penularan pandemi Covid-19.

Rektor UIN-SU, Prof Dr Saidurrahman, MAg dalam sambutannya menyampaikan, 649 lulusan berasal dari delapan fakultas dan satu program pascasarjana. Dengan rincian Fakultas Dakwah dan Komunikasi 50 lulusan, Fakultas Syariah dan Hukum 94 lulusan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 176 lulusan, Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam 32 lulusan, Fakultas Bisnis dan Ekonomi Islam 178 lulusan, Fakultas Ilmu Sosial 2 lulusan, Fakultas Kesehatan Masyarakat 6 lulusan, Fakultas Sains dan Teknologi 48 lulusan dan Program Pascasarjana UIN-SU sebanyak 63 lulusan.

Disebabkan pandemi, ia menjelaskan, prosesi wisuda seperti biasa tidak mungkin digelar karena bisa melanggar protokol kesehatan dari pemerintah. Untuk itu, wisuda daring menjadi solusi dengan tujuan memutus mata rantai penyebaran Covid-19. “Sehingga semua kita dan keluarga tetap dalam keadaan sehat dan selamat. Walau berbeda tidak menghilangkan esensi bahkan kesakralan pelantikan sarjana,” ujarnya.

Ia menegaskan, dengan kondisi pandemi tak menghalangi hak mahasiswa memperoleh ijazah untuk selanjutnya digunakan melanjutkan studi atau untuk mencari pekerjaan. Hak mendapatkan ijazah lebih penting dari pada memaksakan pelaksanaan wisuda seperti biasa. Dengan semangat ulul albab, islamis dan nasionalis diharapkan menjadi ciri sarjana UIN SU. Kata ulul albab yang diulang 16 kali di Alquran dimaksudkan agar sarjana mengoptimalkan pikir dan spiritual dengan seimbang.

Kekuatan islamis yaitu menjadikan sarjana yang berpedoman Alquran dan hadis dalam kehidupan dan nasionalis, yaitu menegaskan komitmen terhadap NKRI dan Pancasila yang tidak perlu diragukan lagi. “Nasionalisme yang ditumbuhkembangkan di dalam diri warga kampus bukanlah nasionalisme yang terpisah dari agama. Agama ditempatkan sebagai spirit, ruh dan nilai yang mengisi ruang kebangsaan kita. Dasar-dasarnya telah ditancapkan bapak bangsa yang terlihat dalam pembukaan konstitusi dan dalam Pancasila,” ucapnya.

Pandemi yang mempengaruhi segala aspek kehidupan, ia melihat sisi positif bagi jalannya dunia akademis. Diantaranya yaitu insan akademis bisa menggali dan belajar lebih dalam tentang teknologi informasi dan dunia digital yang banyak diterapkan saat ini. Ia menjelaskan suksesi empat tahun yang diraih untuk pengembangan dan kemajuan UIN SU.

Di antaranya akreditasi kampus dan prodi, pengembangan pilantropi Islam yaitu zakat dan wakaf, peningkatan kualitas akademis dan sarana prasarana, pembangunan gedung-gedung termasuk kampus IV Tuntungan yang bisa digunakan dan berstandar internasional. Capaian dimaksud telah dituangkan dalam buku Prof Saidurrahman memimpin UIN-SU menuju universitas kelas dunia. Termasuk mahad atau pesantren mahasiswa yang tujuan menaikkan mutu lulusan. (humas)