Tebingtinggi, (UIN Sumut)
Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN Sumut) Prof Dr H Syahrin Harahap, MA menyampaikan, dalam mengelola dan menjalankan perguruan tinggi saat ini harus dengan filosofi accreditation based atau harus berbasis akreditasi. Karena hal itu adalah sebagai alat ukur yang paling terjamin secara nasional untuk menentukan suatu perguruan tinggi berhasil atau tidak yaitu dengan mekanisme akreditasi.
Demikian disampaikannya saat memberikan arahan dan bimbingan dalam acara wisuda sarjana ke-XV Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Al Hikmah Tebingtinggi, Rabu (16/12). “Alat ukur yang menentukan, paling menjamin secara nasional suatu perguruan tinggi itu berhasil atau tidak adalah akreditasi. Doa saya agar STIT Al Hikmah dari waktu ke waktu akreditasinya semakin membaik. Caranya yaitu dengan mengelola pelaksanaan pendidikan tinggi dengan berbasis akreditasi,” papar Prof Syahrin.
Wisuda tersebut, melantik dan mengukuhkan sebanyak 128 lulusan dari program studi pendidikan agama Islam dan pendidikan guru madrasah ibtidaiyah. Turut dihadiri para anggota senat universitas, Walikota Tebingtinggi, unsur yayasan dan perwakilan Forkopimda Tebingtinggi. Wisuda ke-15, berarti ribuan lulusan telah berkiprah di masyarakat khusus di Tebingtinggi hal ini merupakan bagian dari pembangunan melalui pendidikan tinggi. Ia mengharapkan, sinergi dan dukungan pemerintah daerah juga untuk mewujudkan akreditasi tersebut.
Kepada wisudawan, Prof Syahrin menyampaikan ceramah terkait makna Attaubah : 122 sebagai filosofi pendidikan yang paling tua. Yaitu, tidak semua unsur masyarakat itu harus berperang, namun sebagian ditugaskan untuk memperdalam ilmu agama. 128 orang ini, jelasnya, dalam perspektif Islam merupakan faqih dalam bidang agama. “Namun, setelah mereka sarjana, mereka harus kembali ke masyarakat untuk memberikan peringatan, tuntunan, wejangan agar masyarakat tidak menyimpang dari jalan kebenaran,” tukasnya.
“Oleh karenanya, anak-anakku sekalian, ini baru awal dari tugas, dari misi sarjana pendidikan untuk selanjutnya bekerjalah,” tukasnya.
Prof Syahrin menceritakan nasihat orangtuanya, bahwa melewati bangku pendidikan tinggi dan selesai bukan semata untuk bekerja, namun lebih dengan motif rajin belajar untuk meraih ilmu sehingga kelak kita menjadi selebriti akhirat bukan selebriti dunia. “Bekerjalah untuk memberi cahaya terang bagi masyarkat kita, mencerdaskan kehidupan bangsa, karena itulah bentuk bantuan kita terharap pemerintah, bangsa dan masyarakat serta untuk orangtua kita,” tukasnya.
Ia juga meminta, senat di perguruan tinggi ini menjaga wibawanya, karena bentuk kewibawaan tersebut merupakan landasan kepercayaan masyarakat, anak-anak menjadi lebih serius dalam belajar dan pemerintah akan lebih percaya kepada perguruan tinggi kita. Kehadiran walikota pada wisuda tersebut pula diharapkan sebagai perpaduan untuk meningkatkan kualitas STIT Al Hikmah Tebingtinggi.
Prof Syahrin menjabarkan, melihat berbagai emosi yang ditunjukkan para orangtua, mulai dari senang hingga menangis, hal itu merupakan kebahagiaan orangtua atas selesainya studi dan tergambar kehidupan yang lebih baik di masa mendatang. Kesedihan dan kesusahan orangtua yang mengusahakan anak-anaknya bisa sekolah agar segera terbayarkan. “Bahkan tangisan orangtua kita merupakan nur dan cahaya untuk keberhasilan kita kelak,” tukasnya.
“Atas nama Koordinator Kopertais Sumut, saya turut mempersembahkan 128 sarjana untuk kemajuan Tebingtinggi, masyarakatnya dan bangsa kita pada umumnya,” pungkasnya. (humas)