Medan (UIN Sumut)
Sumber utama dari ilmu pengetahuan Islam atau islamic science dan islamic studies adalah Alquran, oleh karenanya, kitab suci umat Islam tersebut menjiwai seluruh studi di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN Sumut) yang dikemas dalam gagasan wahdatul ‘ulum. Maka dari itu, giat Musabaqah Tilawatil Quran dan Hadis (MTQH) merupakan salah satu upaya untuk menghidupkan, mengembangkan dan meningkatkan studi serta minat terhadap Alquran.
Demikian disampaikan Rektor UIN Sumut Prof Dr Syahrin Harahap, MA saat gelaran pembukaan MTQH antar fakultas di lingkungan UIN Sumut di aula utama Kampus II UIN Sumut Jalan Willem Iskander Medan, Rabu (24/3). “Alquran adalah darah dan daging dari seluruh pergerakan kita. Sumber dari ilmu pengetahuan Islam serta kunci kemajuan adalah Alquran, oleh karenanya Alquran menjiwai seluruh studi dan pembelajaran di kampus ini dengan konsep wahdatul ‘ulum atau unity of knowledge (kesatuan ilmu pengetahuan). Melalui MTQH ini merupakan salah satu upaya kita menghidupkan studi Alquran sekaligus minat terhadap kajian Alquran,” urai Prof Syahrin.
Selain dari tujuan yang lebih sederhana seperti berbagai kompetisi dan perlombaan bertema kajian Alquran dalam giat MTQH ini, Prof Syahrin menegaskan, terdapat nilai yang paling substansial, yakni mendorong, mendukung dan meningkatkan studi Alquran agar lebih hidup di UIN Sumut. “Sebagai perguruan tinggi Islam, UIN Sumut bertanggung jawab untuk menggali potensi para qari dan qariah kita dalam qiraah Alquran,” lanjutnya.
Menurut Rektor UIN Sumut, walaupun kajian-kajian qiraah dan teorinya sudah definitif, namun dalam dunia pendidikan tinggi, tidak menutup kemungkinan akan muncul atau terbukanya teori-teori dan hak baru terkait kajian ilmu-ilmu Alquran. Ia mengharapkan, setidaknya dalam aplikasi dan penerapan teori-teori qiraah, melalui program ini bisa dilakukan berbagai pengayaan-pengayaan di dalamnya.
Terkait korelasi antara konsep wahdatul ‘ulum dan kegiatan musabaqah ini, Prof Syahrin menjelaskan, selain mengulas dan mengembangkan serta mempertahankan kajian-kajian Alquran, program ini menjadi titik dimulainya gagasan tersebut. “Selain pengkajian Alquran, kita berharap hal ini menjadi starting point dalam menjadikan Alquran sebagai dasar dari semua ilmu pengetahuan yang dikembangkan di UIN Sumut,” tukasnya.
Agar ilmu-ilmu yang dipelajari seperti ilmu kesehatan, ekonomi, teknik, pendidikan dan lainnya tidak tercabut atau terlepas dari akarnya yakni Alquran.
Kepala Biro AAKK UIN Sumut, Dr Dur Brutu, MA yang juga ketua panitia MTQH menyampaikan, musabaqah dengan tema ‘Membangun generasi mahasiswa yang unggul melalui nilai-nilai Alquran’ digelar berdasarkan Surat Keputusan Rektor UIN Sumut Nomor 229/2021 tentang panitia dan dewan hakim MTQH antar fakultas di UIN Sumut tertanggal 8 Maret lalu. Giat ini digelar tiga hari pada 24-26 Maret 2021. Musabaqah ini diikuti sekitar 177 mahasiswa yang berasal dari delapan fakultas.
Cabang perlombaan meliputi tilawah Alquran remaja putra dan putri diikuti 15 orang, tilawah Alquran dewasa putra putri 10 orang, tahfiz 10 juz putra putri 12 orang, tahfiz 20 juz putra putri tiga orang dan tahfiz 30 juz putra dan putri. Selanjutnya cabang dilombakan yakni tafsir bahasa Arab putra putri, tafsir bahasa Inggris putra putri, khattil Alquran bidang naskah, hiasan, dekorasi dan kontemporer untuk putra dan putri berjumlah 39 orang.
Lalu cabang makalah ilmiah Alquran putra putri diikuti 16 orang, fahmil Alquran sembilan regu, syarhil Alquran delapan regu, hadis putra putri 12 orang dan cabang qiraat delapan orang. Dr Dur berharap, melalui kegiatan ini, menjadikan UIN Sumut semakin sukses dan jaya dalam pembinaan Alquran dan sebagai sumber qari dan qariah yang dipertimbangkan di dunia musabaqah baik di tingkat regional, nasional hingga internasional.
Hadir dalam pembukaan MTQH tersebut para wakil rektor, para dekan dan wakil dekan, para ketua dan kepala lembaga, unit dan unit pelaksana teknis, perwakilan LPTQ Sumut, LPTQ Medan dan pengurus LPTQ UIN Sumut beserta para dewan hakim para kompetisi tersebut.(humas)