Tadarus Wahdatul Ulum FKM UIN-SU : Bekerja Dalam Islam

Tadarus Wahdatul Ulum FKM UIN-SU : Bekerja Dalam Islam

Medan (UINSU)

Memasuki hari ke 18 Ramadan 1442 H, kegiatan tadarus wahdatul ulum Fakultas Kesehatan Masyarkat Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (FKM UIN-SU) kembali digelar secara daring pada Jum’at (30/04/2021).

Kegiatan yang dimulai pada pukul 09.00 WIB, dikuti oleh Dekan FKM UIN-SU Prof, Dr. Syafaruudin M.Pd beserta dosen dan pegawai. Pada pertemuan kesembilan ini, Dosen FKM UIN-SU Hery Sahputra M.TH menjadi narasumber dengan mengangkat tema “Bekerja Dalam Islam”.

Heri Syahputra menjelaskan bahwa tujuan bekerja adalah ibadah. Dalam Islam terdapat dua jenis ibadah, pertama ibadah Mahdhah yaitu ibadah yang sudah ditetapkan Allah SWT ketentuan dan tata caranya seperti, sholat, puasa dan haji, kedua ibadah ghairu mahdha yakni ibadah yang ketetapannya tidak ditentukan oleh Allah SWT, seperti bekerja. Bekerja yang kita lakukan sehari hari, bila diniatkan karena Allah SWT akan menjadi nilai ibadah.

“Bahwa tujuan bekerja adalah mencari nafkah. Suami memiliki tanggung jawab untuk menafkahi keluarga dan diakhirat nanti akan dimintai pertanggunjawabannya sebagai kepala keluarga. Maka dari itu, setiap hendak keluar rumah untuk bekerja niatkan dalam hati mencari rezeki untuk menafkahi keluarga,” lanjut Heri Syahputra.

Dijelaskannya, bekerja juga bertujuan untuk mencari kehidupan yang layak. Dalam Al-Quran surat An-Nahal dijelaskan siapa yang mengerjakan kebajikan baik laki-laki dan perempuan dalam keadaan beriman maka akan diberi kehidupan yang layak. Menurut beberapa ulama kehidupan yang layak bukan hanya diukur secara materi, ketenangan jiwa dan kebahagian juga termsuk kehidupan yang layak.

Selain itu, Hery Sahputra juga menyampaikan bahwa tujuan bekerja adalah untuk mengangkat harkat dan martabat manusia. Apapun pekerjaan yang kita lakukan sepanjang itu halal dan harkat dan martabat akan meningkat dihadapan manusia dan Allah SWT.

“Semua pekerjaan sama dihadapan Allah SWT, tidak ada pekerjaan yang lebih tinggi atau rendah di derajatnya di mata Allah SWT. Untuk itu tidak boleh memandang rendah pekerjaan orang lain yang berbeda dangan kita,” paparnya. (Humas)