Kasih Sayang adalah Prestasi Tertinggi Seorang Hamba
Medan (UIN Sumut)
Silaturahmi khususnya dalam momentum halalbihalal setelah Hari Raya Idulfitri merupakan momen yang teramat penting, karena silaturahmi adalah bentuk kelembutan yang merangsang jiwa seseorang untuk mengasihi dan berbuat baik kepada orang lain. Dengan halalbihalal semoga menimbulkan sensibilitas dari kelembutan yang mendorong kita untuk menyayangi dan berbuat baik untuk orang lain.
Demikian dijelaskan Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN Sumut) Prof Dr Syahrin Harahap, MA yang juga selaku Koordinator Kopertais Wilayah IX Sumatera Utara dalam arahan dan bimbingannya pada acara halalbihalal virtual bersama para pimpinan UIN Sumut dan para pimpinan perguruan tinggi keagamaan Islam swasta baik universitas, sekolah tinggi agama Islam (STAI) dan sekolah tinggi ilmu tarbiyah (STIT) yang ada di Sumut.
Prof Syahrin menjelaskan, salah satu esensi dan makna silaturahmi yakni saling memaafkan dengan penuh keikhlasan dan sesuai dengan ajaran Islam. Makna saling menunjukkan kemauan untuk memaafkan dan dimaafkan serta menghapus segala kesalahan. Silaturahmi, jelasnya, merupakan sifat Allah yang paling menonjol, bahwa rahim atau kasih sayang adalah penanda keagungan kasih sayang Allah, maka semua sifat Allah yang lain tunduk karenanya.
Silaturahmi atau “arrahim” itu, kata Prof Syahrin, menjadi bagian yang integral dari seluruh sifat manusia yang tunduk pada makna kasih sayang. Diharapkan pula, kasih sayang itu diteruskan dalam pelaksanaan kerja dan tugas serta peningkatan kinerja untuk kemajuan UIN Sumut dan perguruan tinggi Islam di Sumut. Ia juga mengapresiasi dan bangga dengan para wakil rektor, kepala biro dan pejabat kampus yang dalam bertugas memberikan dukungan penuh untuk kemajuan kampus.
“Kasih sayang itu adalah prestasi tertinggi dari seorang hamba Allah yang akan memperindah jiwanya. Maka akan memperindah dunia, itulah persembahan tertinggi yang dapat diberikan kepada Allah. Kasih sayang juga adalah ajaran tertinggi dalam Islam setelah akidah, bahkan kasih sayang melebihi ajaran jihad yang kita agungkan dalam kehidupan, urai Prof Syahrin.
Terkait penjelasan itu, katanya, maka penting bagi muslim agar saling memaafkan, jangan ada kesalahan yang tersimpan dalam diri dalam sehari, seminggu, sebulan, setahun dan seterusnya. Karena menyimpan kesalahan dalam hati, kita tidak bisa melangkah bebas dan ringan.
Silaturahmi Harus Produktif
Dalam nuansa silaturahmi virtual tersebut, Prof Syahrin berpesan agar silaturahmi menghasilkan kerja yang lebih produktif. Karena dalam ajaran Islam, tidak ada yang tanpa nilai atau “value loss”, maka diharapkan silaturahmi bisa memproduksi tiga hal. Pertama, silaturahmi harus memperkuat dan mendorong percepatan pemberdayaan umat melalui kerja perguruan tinggi. Dalam hal ini, perguruan tinggi Islam harus mampu dengan tekad bulan untuk meningkatkan kualitas SDM.
Termasuk meningkatkan jumlah dan kualitas guru besar dan kualitas dosen, tingkatkan kualitas manajemen, pengelolaan kampus, pengelolaan badan layanan umum (BLU) dan lain sebagainya yang dimulai dari aspek kualitas SDM dan lulusan. Sehingga sekitar 60 ribu mahasiswa dari perguruan tinggi Islam negeri dan swasta di Sumut bisa menjadi dan memberikan cahaya terang untuk masyarakat, menjadi ujung tombak pembangunan khususnya pembangunan spritual.
Kedua, harus dapat meningkatkan martabat dan keselamatan umat. Karena, menurut rektor, tidak ada silaturahmi yang tidak memperkuat martabat dan harga diri. Malah sebaliknya, jika bercerai berai dan saling menyalahkan maka akan menurutkan kualitas silaturahmi dan kasih sayang. Ketiga, yakni lebih memberikan keleluasaan kepada umat untuk memperdalam, mengamalkan dan meningkatkan ilmu-ilmu pengetahuan Islam dengan peran dan fungsi perguruan tinggi. “Sehingga di masa mendatang, Sumut menjadi pusat pengembangan ilmu dan peradaban Islam yang dapat membantu kemajuan bangsa dan peradaban Islam,” tukasnya.
Wakil Rektor bidang Administrasi Umum Perencanaan dan Keuangan UIN Sumut, Dr Hasnah Nasution, MA selaku ketua panitia halalbihalal virtual menyampaikan, giat halalbihalal merupakan tradisi dan budaya Idulfitri yang ada di Indonesia, sarat akan silaturahmi. Silaturahmi sebagai wahana untuk saling memaafkan dan menghapuskan dosa agar menjadi pribadi lebih baik di masa mendatang. Tradisi ini tidak hanya di lingkup keluarga namun juga digelar di lingkungan instansi atau lembaga.
Halalbihalal diikuti sekitar 250 peserta yang keluarga besar UIN Sumut dan para pimpinan perguruan tinggi Islam se-Sumatera Utara. Unsur pimpinan kampus Islam yang mengikuti acara di antaranya dari FAI Univa Medan, FAI UISU Medan, STAI Pematangsiantar, STAI Tapanuli Padangsidimpuan, STAI Sumatera Medan, STAI JM Tanjungpura Langkat, STAI Al Hikmah Medan, FAI Darmawangsa, STAI Kisaran, STAI Al Ishlahiyah Binjai, STAI Sidikalang, STAI Darul Arafah, STIT Muhammadiyah Sibolga, STIT Padanglawas, Univa Labuhanbatu, STAI Tanjungbalai, FAI Universitas Cut Nyak Dien, STAI Nias, STAI Al Ulum Medan dan lainnya. (Humas)