MEDAN (UIN Sumut)
Tantangan pendidikan di kawasan serantau Asia Tenggara, adalah sekulerisasi karena peran kolonialisme di masa lalu. Meski ada yang nyaman, ada juga yang ingin untuk mengakhirinya dengan upaya integrasi keilmuan (wahdatul ulum)
“Karena dengan penerapan integrasi keilmuan maka otomatis kita juga sudah melakukan penguatan spiritualitas dalam pendidikan kita. Termasuk di madrasah,” kata Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN Sumut), Prof Dr Syahrin Harahap, dalam Seminar dan Webinar Nasional Memperkuat Kapasitas Spiritual Siswa Melalui Integrasi Pembelajaran Agama dan Sains di Madrasah di Aula Kemenag Sumut, Kamis (3/6/2021).
Syahrin mengatakan, pada hakikatnya manusia adalah makhluk spiritual seperti yang disebutkan Allah SWT dalam Al A’raf ayat 72. Kata dia, harus disadari saat ini pendidikan Islam mengalami dikotomi vertikal, horizontal, aktualitas, etis dan intrapersonal.
“Untuk mengubah arah sejarah pendidikan di Asia Tenggara, perlu dilakukan integrasi pada lima hal yang mengalami dikotomi itu,” tegasnya.
Dijelaskan Syahrin, penerapan integrasi itu dapat dilakukan dengan perumusan kurikulum, pembelajaran yang simultan, kegiatan ekstrakurikuler, dan menciptakan atmosfer madrasah yang integratif. “Termasuk juga memulai penulisan text book dan buku ajarnya,” pungkasnya.
Dalam seminar dan webinar itu, hadir pula narasumber antara lain, Muhammad Shiddiq dar IIIT Indonesia, dan Prof Dr Agus Purwanto dari UTS. Selain dihadiri peserta luring sebanyak 35 orang kepala madrasah aliyah negeri se Sumatera Utara tercatat 300 pengelola madrasah di Sumut dan Indonesia turut bergabung melalui aplikasi zoom.(humas)