Rektor UIN Sumut Bicara Gerakan Nasional Penanggulangan Covid-19 Berbasis Fatwa MUI

Rektor UIN Sumut Bicara Gerakan Nasional Penanggulangan Covid-19 Berbasis Fatwa MUI

MEDAN (UIN Sumut)

Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN Sumut) Prof Dr Syahrin Harahap menjadi narasumber dalam Gerakan Nasional Penanggulangan Covid-19 yang digelar Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Utara, Minggu (13/6/2021). Prof Syahrin yang juga Penasehat MUI Sumut ini menyebut besarnya peran ulama dalam melawan virus ini.

Dalam paparannya, Syahrin menjelaskan ada beberapa hal penting yang membutuhkan peran ulama agar upaya pencegahan Covid 19 tidak menurun mengingat kasus yang timbul terus meningkat. Fatwa ulama penting dalam pencegahan Covid-19.

“Mengingat, perlu adanya penjelasan terhadap umat terkait bagaimana realisasi antara kepercayaan terhadap takdir dan kemestian berusaha menyelamatkan diri dari musibah yang sedang dihadap,” kata Prof Syahrin dalam kegiatan yang digelar secara nasional di 34 provinsi ini.

Dalam kegiatan ini turut hadir sebagai narasumber Sekretaris Jenderal MUI Pusat Dr Amirsyah Tambunan, dan Wakil Dekan 1 Fakultas Kedokteran USU Dr dr Delyuzar, M.Ked (PA), Sp.PA. Tampak juga Ketua MUI Sumut Dr Maratua Simanjuntak, sejumlah penasehat/pengurus MUI Sumut yang juga dosen UINSU seperti Prof Dr Nawer Yuslem, Prof Dr Abdullah Jamil, Prof Dr Mohd Hatta, Prof Dr Asmuni, Prof Dr Hasan Bakti Nasution, Dr Wirman Tobing dan Dr Syafruddin Syam.

“Ulama adalah pencerah dan ikutan umat. Karenanya tugas ulama menyelamatkan agama, menyelamatkan negara dan menyelamatkan umat,” tegas Rektor lagi.

Lebih lanjut, Rektor UIN Sumut memaparkan bahwa yang harus dilakukan para ulama diantaranya ialah menginternalisasi dan merasionalisasi fatwa keselamatan umat dari covid 19, untuk Selanjutnya menyatukan kata dan nasehat serta praktik kehidupan para ulama untuk mencegah covid-19 di kalangan masyarakat.

“Narasi keagamaan dan keislaman perlu diperkuat lagi. Misalnya soal air untuk cuci tangan. MUI harus mendorong narasinya lebih spesifik lagi dalam konteks Keislaman. Air untuk wuduk. Ayo rajin berwuduk. Contohnya begitu,” ucapnya.

Kemudian Prof Syahrin berharap jika dalam struktur pemerintahan ada unit penanggulangan bencana, maka di MUI selain komisi sosial perlu komisi penanggulangan musibah dan bencana agar ulama bisa hadir di setiap bencana dan musibah yang menimpa umat. “Ulama juga harus mampu memberdayakan potensi daya tarung masyarakat Sumatera Utara melawan musibah covid 19 dengan mematuhi protokol kesehatan yang sudah disepakati,” bebernya.

Penegakan Keislaman dan Kemanusiaan Syahrin menegaskan, percaya pada takdir dan kewajiban menjaga keselamatan adalah bagian integral dari ajaran Islam. Karenanya ia mengingatkan bahwa para ulama harus mampu mengkonstruksi pemahaman umat dalam hal iman pada takdir dan kewajiban berusaha melawan Covid-19.

“Seperti dengan mencerahkan dalam pemakaian masker, jaga jarak, sering mencuci tangan, sampai pada tahap rajin berwuduk. Selanjutnya mengajak agar masyarakat membantu orang yang terpapar covid 19 dan memuliakan jenazah dan keluarga yang ditinggalkan,” ungkapnya.
Diakhir pemaparannya, Syahrin menyampaikan bahwa terdapat kesulitan antara menyelamatkan diri dari covid 19 dengan kemestian usaha mencari nafkah dan peningkatan kualitas ekonomi masyarakat, Sehingga negara dan ulama perlu bersinergi untuk menghadapi persoalan ini. “Kesulitan sosial biasanya dapat diatasi dengan bahasa agama. Saya optimis penanggulangan Covid 19 akan berhasil dengan bahasa agama melalui para ulama,” pungkasnya.
Sekjen MUI Pusat Amirsyah Tambunan, mengatakan, dirinya mengapresiasi paparan para narasumber. Menurutnya, masukan Rektor UIN Sumut Prof Dr Syahrin Harahap patut dikembangkan. “Karena harus diakui, peran UIN Sumut sangat besar bagi para ulama dan MUI di tengah-tengah masyarakat,” pungkasnya.(humas)