Gubsu Resmikan Integrated Laboratory Wahdatul Ulum UIN Sumut : “Ciptakan Lulusan Siap Pakai dan Aplikatif”

Gubsu Resmikan Integrated Laboratory Wahdatul Ulum UIN Sumut : “Ciptakan Lulusan Siap Pakai dan Aplikatif”

Medan, (UIN Sumut)


Ilmu pengetahuan kadang mengalami hambatan dan kendala ketika akan diterapkan di tengah masyarakat karena terjadinya kekosongan antara pembelajaran teoritis dengan kenyataan di kehidupan. Kekosongan tersebut harus diisi dengan adanya aktivitas laboratorium di lembaga pendidikan sebelum diterapkan di masyarakat, sekaligus sebagai penguat untuk menciptakan lulusan yang siap pakai dan aplikatif.

Demikian diuraikan Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN Sumut) Prof Dr Syahrin Harahap, MA dalam sambutannya pada acara peresmian Integrated Laboratory Wahdatul Ulum UIN Sumut di ruang seminar Gedung Laboratorium kampus IV Tuntungan, Kamis (12/8). “Ilmu sering tidak tersambung dengan pelaksanaan di lapangan. Tidak bisa diterapkan karena terjadi kekosongan antara teori dengan kenyataan atau kehidupan. Kekosongan seperti jurang itu seharusnya diisi oleh laboratorium, jadi teori itu dipelajari, dipraktikkan di laboratorium lalu diamalkan di tengah masyarakat,” ujar Prof Syahrin.

Hadir dalam peresmian tersebut Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi, Kepala Dinas Pendidikan Sumut Prof Drs Syaifuddin, MA, Ph.d, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan, Ketua Senat UIN Sumut Prof Dr Saipul Akhyar Lubis, MA, para wakil rektor, para dekan, para wakil dekan, para kepala laboratorium jajaran dan segenap sivitas kampus Islam negeri tersebut. Dengan hadirnya laboratorium terintegrasi ini, rektor berharap agar kualitas lulusan semakin meningkat dan betul-betul menjadi alumni yang siap pakai dan aplikatif di tengah masyarakat.

Menurut Prof Syahrin, aset terbesar umat Islam di Sumut adalah UIN Sumut dan diharapkan Gubsu turut menjaga hal tersebut yang menjadi kebanggaan dan kesyukuran masyarakat. Dipaparkannya, selain perpustakaan kampus yang sudah meraih akreditasi A nasional, saat ini diupayakan agar laboratorium yang diresmikan ini meraih akreditasi internasional. Puluhan jenis laboratorium yang disediakan tersebut mempunyai berbagai peralatan dan perlengkapan canggih dan modern sesuai dengan bidangnya dengan jumlah anggaran peralatan sekitar Rp 40 miliar. Ia optimis, laboratorium terintegrasi ini menjadi yang terdepan di Sumut.

Prof Syahrin memaparkan visi pengembangan keilmuan UIN Sumut yakni integrasi ilmu atau penyatuan ilmu (integration of knowledge). Ia menceritakan, peninggalan kolonialisme dan bekas imperialisme menyebabkan pemisahan ilmu umum dan ilmu agama sehingga terjadi dikotomi ilmu di nusantara dan Indonesia. “Ilmu itu berasal dari Allah, para rasul dan para ulama. Tapi dipisahkan oleh sekularisme. UIN Sumut berupaya menyatukan kembali dengan paradigma wahdatul ulum,” ujarnya.

Prof Syahrin menyampaikan, di laboratorium terpadu ini bahkan disediakan fasilitas untuk menguji spesimen dengan metode polymerase chain reaction (PCR) yang akan beroperasi dan diharapkan menjadi sentra PCR umat Islam di Sumut. Berbagai gerakan ini, katanya, sebagai upaya mengembangkan kejayaan dan peradaban Islam di Sumut di masa mendatang

Gubsu Edy Rahmayadi senada menyampaikan, laboratorium menjadi sarana yang penting untuk mempraktikkan teori yang dipelajari sebelum nantinya diamalkan dan diterapkan di tengah masyarakat. Ia mengharapkan hal itu dapat meningkatkan kualitas lulusan UIN Sumut untuk berkarya di masyarakat dan mengisi pembangunan. Sebagai pimpinan Dewan Penyantun UIN Sumut, ia mendukung setiap kemajuan kampus Islam tersebut karena juga mendukung pembangunan di Sumut.

Usai meresmikan laboratorium yang ditandai dengan pemotongan pita, Gubsu dan Rektor UIN Sumut bersama rombongan lalu meninjau sejumlah laboratorium di gedung berlantai empat tersebut lengkap dengan berbagai peralatan dan didampingi pemandu ruangan. Puluhan laboratorium kini tersedia untuk mendukung pembelajaran mahasiswa, di antaranya laboratorium kesehatan lingkungan, komputer jaringan, epidemiologi, fisika material dan riset, fisika kuantum, genetik, pemrograman dasar, bahasa, promosi kesehatan dan ilmu perilaku, gizi, biologi dasar, anatomi, elektronik dan robotik, komputer vision, fisika dasar dan kimia.(humas)