Medan (UIN Sumut)
Pengelolaan program studi (prodi) dan jurusan di kampus merupakan aspek penting untuk memberikan pelayanan pendidikan tinggi yang berkualitas dengan memberikan keputusan ilmiah dan keputusan akademik terbaik. Untuk itu, pengelola prodi atau jurusan perlu setaraf dan berkemampuan seperti guru besar.
Demikian disimpulkan dari arahan dan bimbingan Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN Sumut) Prof Dr Syahrin Harahap, MA pada pembukaan program Review Dokumen Sistem Pemjaminan Mutu Internal (SPMI) Prodi UIN Sumut di Hotel Miyana Jalan H Anif Medan, Rabu (15/9). Program ini diikuti para pengelola prodi seperti ketua prodi, jurusan dan sekrateris serta pengelola perodi di lingkungan UIN Sumut.
Prof Syahrin menyampaikan latar belakang program tersebut, yakni tentang pengelolaan prodi harus dioptimalkan dan dimulai dari pimpinan prodi atau ketua jurusan yang cita-citanya harus dipegang oleh guru besar atau profesor. Namun hal itu tidak bisa dijalankan karena jumlah guru besar dan usianya. Begitu pun, pengelola prodi di tingkat doktor dan magister menurutnya harus punya kemampuan setara profesor atau guru besar. “Kaprodi kami anggap memiliki kemampuan setara guru besar,” harapnya.
Menurut rektor, pekerjaan di tingkat prodi merupakan hal yang vital untuk menentukan kualitas atau mutu pelayanan pendidikan. Karena banyak hal yang ditentukan misalnya terkait keputusan akademik dan keputusan ilmiah. Makanya ia meminta, pimpinan prodi harus sekapasitas guru besar.
Prof Syahrin berpesan, agar pengelolaan prodi itu merupakan ibadah dalam tingkat yang tinggi dan perlu dijadikan prinsip bagi pengelola prodi bahwa kerja-kerja pengelolaan dan menjalankan program studi adalah bernilai ibadah. “Jangan mundur semangatnya, harus ada legacy (warisan) sebagai tanda bahwa kita telah diamanahi jabatan,” tukasnya.
Ia menjelaskan, pengelolaan prodi merupakan hal yang prioritas dalam kelembagaan kampus. Untuk itu, ulasan terkait sistem penjaminan mutu internal menjadi fokus untuk mewujudkan layanan pendidikan yang baik dan prima. Ada beberapa konteks pembahasan terkait mutu, jelasnya, di antaranya terkait dengan mutu pelaksanaan.
Mutu pelaksanaan, jelasnya, terkait dengan pelaksanaan dan tata kelola program studi. Hal itu juga menjadi syarat dan penilaian untuk lembaga akreditasi nasional dan internasional. Prof Syahrin menuturkan, perlu penyegaran pengelolaan prodi, salah satunya dengan milenialisasi pengelolaan prodi. Di antaranya pengaturan dan teknis administrasi dan pelayanan akademik harus milenial.
“Kita harus ikuti zaman yang telah berkembang,” tandasnya.
Rektor juga menginginkan, setiap tenaga kependidikan di tiap prodi dan jurusan juga dimutahkirkan dan ditempatkan sesuai dengan kemampuan dan keahliannya dalam pengelolaan prodi. Peningkatan dan pengoptimalisasian tiap jurusan, menurut rektor, diarahkan agar memenuhi standar islamic hospitality yang meliputi beberapa kompetensi, di antarnya terkait dengan pelayanan, adab dan sopan santun.
Islamic hospitality yang dirancang dan menjadi visi Prof Syahrin di antaranya terkait dengan keramahan, adab dan saling menghormati, keamanan dan kenyamanan, kebersihan fasilitas dan lingkungan, makanan dan minuman yang halal, memberi hiburan artinya mahasiswa terhibur ketika datang ke prodi, dermawan dan murah hati, mudah untuk dihadapi, akomodasi, pakaian harus menarik seperti siap untuk melayani, kehangatan, welcoming yang oke, keakraban dan kesopanan.
“Poin-poin yang jadi visi rektor tersebut, tidak ada ruginya untuk menjalankan hal itu. Bahkan itu menjadi bukti pengkaderan SDM pelayanan terbaik ada di tingkat prodi,” tandas Prof Syahrin. Terkahir, ia berterima kasih atas program ini terkait peningkatan kualtias jurusan yang sangat bagus, akreditasi menjadi isu sentral walau masih ada hal-hal yang perlu diperbaiki. Ini upaya meningkatkan prodi di UIN Sumut. (humas)