Medan, (UIN Sumut)
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN Sumut) di usia ke-48 menjadi perguruan tinggi besar dengan enam lokasi kampus, sembilan fakultas, 36 ribu mahasiswa, 800 tenaga pendidik dan kependidikan serta 34.529 alumni. Atas capaian itu, menegaskan bahwa UIN Sumut adalah aset terbesar umat Islam di Sumatera Utara.
Demikian disampaikan Rektor UIN Sumut Prof Dr Syahrin Harahap, MA dalam pidato wisuda bertema ‘Mempersembahkan kader bangsa berkarakter ulul albab’ pada Sidang Senat Terbuka Dies Natalis ke-48 dan Wisuda ke-77 Program Doktor, Magister dan Sarjana UIN Sumut 2021 di Gedung HM Arsjad Thalib Lubis kampus I Jalan Sutomo, Medan, Jumat (19/11). Sebanyak 2.509 lulusan dari sembilan fakultas dilantik. Hadir Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, Kapoldasu Irjen Panca Putra, Kasdam I/BB Brigjen Purwito, pimpinan forkopimda lainnya, senat universitas, guru besar serta segenap civitas akademika kampus Islam negeri tersebut.
Namun, berbagai pencapaian kampus itu dinilai belum cukup untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan serta untuk memajukan Indonesia, karena masih ada lima tantangan dihadapi. Di antaranya terkait kurangnya kebersamaan, para ilmuan dan cendikia muslim termasuk mahasiswa belum sepenuhnya yakin dengan pengetahuan Islam mereka akan lebih maju dan memberi kontribusi bagi kemajuan bangsa, radikalisme, aksiologi belum maksimal dan belum meningkatnya semangat keistimewaan.
“Menghadapi tantangan ini, UINSU menerapkan strategi pengembangan dengan merealisasikan nilai-nilai Islam dengan upaya memajukan bangsa, meningkatkan komunikasi cendikiawan muslim dan mahasiswa bahwa ilmu mereka akan membawa kemajuan dan kesejahteraan,” jelasnya.
Selanjutnya pengembangan pemahaman agama yang wasathiyah, mahasiswa harus mahir membaca Alquran dan menghapal seluruh dan sebagiannya, menguasai dan memimpin ibadah seperti menjadi imam, khatib, memimpin fardhu kifayah, takhtim dan tahlil, memiliki wawasan keislaman dan kebangsaan serta terakhir sarjana UIN Sumut adalah kader bangsa berkarakter ulul albab. Seiring dengan peningkatan kualitas layanan pendidikan dan dosen serta fasilitas.
Gubsu, Edy Rahmayadi dalam sambutannya mengajak civitas akademika UINSU bersama membangun Sumatera Utara. Menurutnya keberadaan perguruan tinggi penting untuk pembangunan daerah, termasuk lulusan kampus Islam mampu memberikan kontribusi. “Tidak ada gunanya kampus besar kalau tidak bisa memberikan kontribusi dan pemikiran serta warna untuk membangun Sumut,” katanya.
Edy Rahmayadi mengaku melibatkan perguruan tinggi dalam membuat kebijakan dan program kerja pembangunan daerah. Dijelaskannya aspek intelektual tidak lepas dari refrensi dan umara sebagai pemimpin daerah itu menjalankan amanah dan amanah berdasarkan ilmu. “Dan ilmu itu berasal dari universitas-universitas termasuk UIN Sumut. Kejar terus kualitas bukan hanya kuantitas,” tandas gubernur.
Kapolda Sumut Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak mengatakan lima tantangan UIN Sumut diharapkan menjadi bahan refleksi dan pelopor mengembangkan ilmu pengetahuan sehingga masyarakat berubah ke arah yang lebih baik dan mencetak SDM menuju Indonesia emas 2045. Kapolda juga berharap para 2.509 wisudawan menyiapkan diri karena tantangan kedepan cukup besar. Alumni juga harus bersungguh-sungguh dalam mengembangkan ilmu, kritis dan cerdas. “Karakter ulul albab menjadi solusi dan memiliki pribadi yang berkualitas baik hablumminallah dan hablumminnannas,” katanya.
Award
Tamu kehormatan tersebut lalu menyerahkan penghargaan Wahdatul Ulum Award dari UIN Sumut, yakni wahana penghargaan dari temuan-temuan terkait integrasi ilmu kepada para pemenang. Yakni keluarga Alm Drs Ali Muda yang menemukan sistem perhitungan waktu ibadah. Penemuan ini bertujuan mempermudah masyarakat memahami berbagai persoalan yang berkaitan dengan ilmu falaq, seperti menentukan arah kiblat, awal tanggal, dan menentukan awal bulan qamariyah.
Selanjutnya, Dr Muhammad Roihan Nasution menemukan metode Alquran Al Hira’. Metode ini bertujuan agar dapat membaca Alquran dalam waktu 24 jam, yang didesain dalam berbagai tingkatan usia. Serta grup Ibacandlly yang menemukan permen obat diabetes yang berasal dari ubi ungu. (Humas)