Medan, (UIN Sumut)
Pimpinan majelis-majelis agama di Sumatera Utara yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sumut dan unsur perguruan tinggi menyampaikan imbauan kepada masyarakat dan umat beragama terkait sikap melewati perayaan Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru) agar dilalui dengan penuh kedamaian dan saling menghargai sehingga terwujud situasi kondusif dan aman sebagai ciri masyarakat Sumut yang penuh toleransi dengan tradisi yang agung.
Demikian disampaikan Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN Sumut) Prof Dr Syahrin Harahap, MA di sela penyampaian imbauan, pedoman dan tuntunan terkait Natal dan Tahun Baru 2022 di lobi Hotel Grand Inna Jalan Balaikota, Medan, Selasa (14/12). Acara itu dihadiri pada tokoh lintas agama yakni Ketua MUI Sumut Dr H Maratua Simanjuntak, dari Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) Kota Medan Lim Cung Yang, dari FKUB Protestan Pdt Asal P Tambunan, FKUB Hindu yaitu Wakil Ketua Parisada Hindu Dharma Indoesia (PHDI) M Manogren, dari Walubi Sumut Albert, SE, MM, FKUB Katolik Drs Albert Pakpahan, dari Persatuan Gereja-gereja Indonesia Wilayah Sumut (PGI-W Sumut) Pdt Dr Eben Siagian dan Ketua FKUB Sumut Drs H Palit Muda Harahap, MA.
Rektor UIN Sumut Prof Syahrin menyampaikan, terkait momen perayaan Natal yang sebentar lagi akan dirayakan saudara kita sebangsa dari umat Kristen dan Katolik agar semakin memperjelas dan menguatkan kepeloporan Sumut dalam hal kerukunan, toleransi yang tinggi dan moderasi beragama. Imbauan yang disampaikan kepada umat beragama di Indonesia sebagai penanda bahwa di Indonesia selalu berada dalam keadaan yang harmoni khususnya di Sumut.
Prof Syahrin juga mengapresiasi inisiatif tersebut yang dijadikan sebagai tuntunan dan pedoman bagi para pemuka agama di Sumut dalam menghadapi hari besar keagamaan. Hal semacam itu yang ia sebut sebagai tradisi yang agung dari Sumut penting untuk diteruskan di masa mendatang, melanjutkan Sumut sebagai pelopor dalam penegakan kehidupan dan kerukunan umat beragama termasuk sebagai pelopor dalam gerakan moderasi beragama. “Atas nama perguruan tinggi, pemerintah, kami sampaikan terima kasih. Semoga Tuhan menuntun kita untuk membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik di masa mendatang,” tukasnya.
Ia menegaskan, penyampaian imbauan ini untuk umat beragama dalam menyikapi dan menghadapi hari besar keagamaan yang tetap rukun, saling menghormati dan menjaga kebersamaan sebagai bangsa. Ia menganggap, yang dilakukan pimpinan majelis-majelis keagamaan di Sumut sebagai tradisi yang agung terdapat di Sumut karena provinsi ini merupakan daerah dengan masyarakat yang sangat terlatih di dalam kebinekaan, keberagamanan dan pluralitas sejak dulu. “Dari kecil saya sadari bahwa Sumut memiliki tradisi keberagamanan. Maka imbauan, arahan dan tuntunan dari pemuka-pemuka agama diharapkan menjadi tradisi dan menjadi teladan bagi seluruh masyarakat Indonesia, diharapkan pimpinan majelis agama di daerah lain membuat hal yang sama,” tandasnya.
Rektor menilai, masyarakat sangat mengharapkan adanya tuntunan, harapan-harapan dan imbauan dari pemuka agamanya masing-masing. Dengan hal-hal itu agar menjadikan keadaan masyarakat kita lebih harmonis, lebih tampak kebersamaan, kebinekaan yang terawat untuk NKRI di masa akan datang.
Maratua Simanjuntak menyampaikan, sejauh ini dirasakan kondiri negara dalam keadaan kondusif walau tengah menghadapi pandemi. Jalinan kebersamaan dimaksudkan terjaga dengan imbauan tersebut untuk menjaga situasi kondusif dan memberikan kenyamanan pada Natal dan tahun baru. Khususnya bagi warga Kristiani dan Katolik yang bergembira merayakan Natal dan tahun baru.
Ia menyampaikan fokus tugas MUI yakni sebagai partner pemerintah yang memberikan dukungan penuh dalam tugas dan tangungg jawab melalui fatwa. Lalu sebagai pelayan dan pembimbing umat, memelihara akidah dan ibadah muslim. Termasuk memberikan tuntunan dan imbauan untuk menjaga akidah dan menjadi jembatan dalam kehidupan antar-umat beragama juga sebagai simbol kerukunan.
Perwakilan umat Katolik, Albert Pakpahan menyampaikan, penting dalam perayaan Natal dan tahun baru tetap menerapkan dan mendisiplinkan protokol kesehatan (prokes) sebagai upaya mendukung pemerintah dalam hal pencegahan penyebaran pandemi Covid-19. Lalu tetap melaksanakan giat ibadah dan kebaktian Natal dengan tetap mengutamakan prokes dengan 5M termasuk membatasi 50 persen kapasitas ruangan dan lainnya bisa mengikuti ibadah secara daring dari rumah.
Senada perwakilan dari Khonghucu, Hindu dan Buddha menyampaikan, selamat atas perayaan Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2022. Diharapkan momen tersebut dijalankan dengan baik bagi yang merayakan dan senantiasa mengerjakan dan menjalankan prokes pencegahan penyebaran pandemi. Tetap waspadai penyebaran virus corona karena pandemi belum berakhir.
Ketua FKUB Sumut Palit Muda memimpin pernyataan imbauan tersebut, yakni kepada seluruh umat beragama untuk menjaga keteguhan akidah sembari juga tetap menjaga kerukunan dan keharmonisan umat beragama, sebagai persaudaraan seagama, persaudaraan sebangsa dan persaudaraan sesama manusia. “Kami juga mengajak umat beragama untuk tetap menjaga protokol kesehatan, menjalankan usaha aktivitas sehari-hari serta menghormati sesama anak bangsa untuk menjalankan ajaran agamanya,” pungkasnya.
Di akhir acara, ia menyampaikan pentingnya menjaga toleransi, kerukunan dan kedamaian dalam bingkai kebinekaan. Keberagaman dan perbedaan merupakan keniscayaan untuk menghasilkan kerukunan dan kebersamaan serta saling merekatkan. “Semoga NKRI semakin maju, aman, harmonis dengan masyarakatnya yang lebih makmur, sejahtera dan bahagia,” tandasnya. (Humas)