Medan, (UIN Sumut)
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN Sumut) didaulat sebagai kampus Islam negeri di bawah naungan Kementerian Agama (Kemenag) RI dengan kategori mahasiswa luar negeri dalam acara peluncuran program Seleksi Potensi Akademik Nasional Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (SPAN-PTKIN) dan Ujian Masuk (UM) PTKIN 2022 serta open house secara virtual bersama Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dan disiarkan dari Jakarta.
Hadir dalam acara, Dirjen Pendidikan Islam Kemenag RI Prof Ali Ramdhani, para pejabat utama Kemenag, para rektor dan pimpinan PTKIN, pimpinan PTKN dan tamu kehormatan lainnya. Acara digelar hybrid yakni secara daring disiarkan dari berbagai media sosial di antaranya kanal Youtube dan luring di Jakarta.
Peluncuran program penerimaan mahasiswa baru dan open house secara virtual itu juga disiarkan di Medan tepatnya di kampus II UIN Sumut Jalan Willem Iskander Medan, Selasa (18/1) malam. Rektor UIN Sumut Prof Dr Syahrin Harahap, MA melalui sub koordinator Humas dan Informasi Yunni Salma, MM dalam jaringan program tersebut diberikan kesempatan untuk menyapa menteri dan mengenalkan salah satu kampus dengan jumlah mahasiswa luar negeri terbanyak di lingkungan PTKIN.
Yunni menyampaikan, UIN Sumut memiliki ratusan mahasiswa dari luar negeri. Tepatnya berasal dari beberapa negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand serta negara-negara lainnya. Dalam open house virtual tersebut, UIN Sumut menegaskan, siap dalam pelaksanaan mekanisme penerimaan mahasiswa baru 2022 dalam rangkaian SPAN-PTKIN dan UM-PTKIN yang digelar secara nasional dan serentak bagi siswa dan calon mahasiswa dari seluruh wilayah Indonesia.
Dari 58 PTKIN se-Indonesia, lanjut Yunni, pada open house tersebut UIN Sumut bersama empat kampus lainnya diberikan kesempatan untuk berdialog dengan Menag sesuai dengan kategori masing-masing yang ditentukan. Yakni UIN Sumut sebagai kampus mahasiswa luar negeri, PTKIN oleh IAIN Gorontalo, kategori siswa dan calon mahasiswa oleh IAIN Langsa, kategori mitra pondok pesantren IAIN Lhokseumawe dan kategori alumni kepala madrasah kepada UIN Raden Intan Lampung.
Dalam acara itu, Menteri Agama menyampaikan, PTKIN terus berkembang dan menjadi universitas maju serta diminati masyarakat. Ia berharap agar di masa mendatang, walau bukan sebagai lulusan PTKIN, ia optimis siap memajukan kampus Islam negeri. Lalu agar lulusan PTKIN kelak akan memegang kendali atas universitas non-PTKIN yang ada di Indonesia.
Dalam dialog bersama kampus Islam perwakilan tersebut, Yaqut menyampaikan dan berharap penuh agar para kepala madrasah di seluruh Indonesia bisa mempromosikan PTKIN agar lulusan madrasah atau siswa berminat menjadi mahasiswa di perguruan tinggi Islam negeri. “Kalau bukan kita, siapa lagi. Kepala madrasah harus mendorong siswa masuk ke PTKIN,” tukasnya.
Kementerian Agama, jelasnya, dalam mewujudkan dorongan tersebut akan siap berkolaborasi dan membantu mewujudkan agar siswa bisa masuk ke PTKIN. “Dengan senang hati, kami akan membantu siswa madrasah masuk ke dalam PTKIN yang ada di Indonesia,” tandasnya.
Usai acara peluncuran SPAN dan UM PTKIN 2022 dan open house bersama Menag secara virtual, acara dilanjutkan dengan konferensi pers terkait agenda peluncuran tersebut dengan menghadirkan narasumber terkait teknis penerimaan mahasiswa baru melalui dua jalur tersebut. Kuliah di PTKIN, its my dream!.
Laporan Ketua Panitia Nasional SPAN-UM PTKIN 2022, Imam Taufiq menyampaikan, SPAN-PTKIN merupakan seleksi nasional berdasarkan prestasi akademik dengan kajian nilai raport dan prestasi lainnya. Penilaian berdasarkan portofolio yang dilakukan tanpa ujian atau disebut dengan jalur prestasi. Sementara UM-PTKIN merupakan ujian penerimaan mahasiswa baru dengan sasaran program studi keagamaan yang mendapat izin dari kementerian.
Kedua jalur ujian ini digelar dengan sistem yang berbeda. SPAN dengan non-ujian dan pendaftarnya adalah siswa dari MA, SMA, SMK dan pesantren yang didaftarkan sekolah masing-masing dan memiliki NISN. Untuk jalur prestasi ini, tersedia kuota minimal 20 persen dari penerimaan seluruh PTKIN. “Dan biaya pendaftarannya ditanggung pemerintah,” ujarnya.
Sementaranya, pada UM-PTKIN merupakan ujian dengan sistem seleksi elektronik (SSE) atau full online. Ujian ini dilaksanakan terstruktur dengan baik dan kuota minimal 40 persen dari seluruh penerimaan PTKIN di Indonesia. Jalur ini untuk biaya pendaftaran ditanggung masing-masing peserta. Sesuai dengan tema diangkat, mengartikan keyakinan menjadikan PTKIN sebagai impian, sebagai tempat belajar dan mendapat pendidikan tinggi. “Yakin memiliki semangat kuat, sebagai pemimpian bangsa di masa depan,” tukasnya. (Humas)