Prof Syahrin Resmikan Laboratorium Keagamaan UIN SU : Optimalkan Standardisasi Lulusan Kampus dengan Kompetensi Al-Qur’an

Prof Syahrin Resmikan Laboratorium Keagamaan UIN SU : Optimalkan Standardisasi Lulusan Kampus dengan Kompetensi Al-Qur’an

Medan (UIN Sumut)
Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN SU) Medan Prof Dr Syahrin Harahap, MA menyampaikan, lulusan UIN SU harus setidaknya memiliki wawasan dan kemampuan dasar ilmu keagamaan dan bisa membaca Al-Qur’an dengan baik, maka perlu pemutakhiran standardisasi lulusan yang sesuai dengan kebutuhan zaman.

Demikian disampaikannya dalam arahan dan bimbingan pada acara peresmian dan peluncuran Laboratorium Keagamaan UIN SU di Masjid Al Izzah kampus II Jalan Willem Iskander, Medan, Senin (14/2). Menurut rektor, jangan sampai ada mahasiswa UIN SU yang tidak bisa membaca Al-Qur’an dan semua lulusan UIN SU harus bisa membaca dan bisa menghapal Al-Qur’an dengan baik. Terkait itu, maka dibentuk wadah tersebut sebagai peningkatan kemampuan Al-Qur’an mahasiswa.

Program tersebut, jelasnya, juga sebagai standardisasi lulusan. Dengan kompetensi lulusan harus bisa membaca Al-Qur’an , paham dan mampu terkait dasar-dasar keilmuan beragama, dasar-dasar agama. Dalam mengelola wadah tersebut, Prof Syahrin berpesan agar pengelola harus bersabar, khususnya dalam mengajarkan Al-Qur’an kepada mahasiswa. Program ini dijalankan karena dinilai penting, mengingat saat ini dengan sembilan fakultas, inipun mahasiswa UIN SU tidak lagi dari madrasah atau pesantren, namun juga dari sekolah umum.

Kepala Mahad Al Jamiyah UIN SU Dr Harun Al Rasyid menyampaikan, latar belakang terbentuknya Laboratorium Keagaman tersebut sejalan dengan misi rektor yakni dengan fokus pada penerapan gagasan wahdatul ‘ulum atau integrasi keilmuan di tengah-tengah budaya akademik atau kampus. Hal itu bisa diraih dengan kompetensi dasar atau basic terkait keagamaan. Di antaranya tentang ilmu Al-Qur’an, hadis, baca tulis Al-Qur’an yang jadi prioritas.

Selanjutnya, terkait dengan tafsir, tasawuf dan akhlak, keterampilan keagamaan seperti imam salat, takhtim, tahlil, doa, ceramah dan lain sebagainya serta penguasaan bahasa. Hal itu yang menjadi materi pembelajaran dalam lab keagamaan tersebut. “Melalui program ini, mahasiswa diperkenalkan dasar-dasar agama. Lab ini untuk semua mahasiswa, walau pandemi bisa diakses melalui internet secara daring,” ujar Dr Harun.

Dijelaskan Dr Harun, mahasiswa bisa mendaftar melalui sekretariat Mahad UIN SU yang berada di kampus II, untuk ditentukan tingkatan kemampuan membaca Al-Qur’an mulai dari dasar, medium seperti tilawah dan tingkat lanjut seperti menghapal sesuai kemampuan mahasiswa. Materi lain diberikan yakni kemampuan keagamaan yang aplikatif dan diperlukan di tengah masyarakat dan mencerminkan lulusan atau mahasiswa UIN SU.

Kelas pembinaan, jelas Dr Harun, meliputi kelas Al-Qur’an dengan fokus tahsin, tilawah dan tahfiz. Lalu kelas Kutub At Turost dengan fokus tafsir, fiqih dan tasawuf. Kelas pelatihan dan praktik fardhu kifayah meliputi marhaban, tahlil dan tahktim serta pidato dua bahasa. Pendaftaran bisa diakses di laman https://bit.ly/daftarPPDK22 dengan mengisi data diri. Pendaftaran program ini sampai dengan 19 Februari 2022.

Demi mewujudkan standardisasi lulusan dan penguatan kompetensi dasar beragama bagi mahasiswa UIN SU secara intensif, Dr Harus menjabarkan, lembaga ini bertugas untuk menyediakan wadah menggali ilmu dan pengalaman, khususnya bidang Al-Qur’an . Narahubung program melalui 081360514479.

Ia berharap, program ini sebagai program baru agar mendapat dukungan dari civitas akademika kampus UIN SU. Baik dari para dosen, pegawai dan mahasiswanya. Kemudian diharapkan dukungan dari pihak eksternal kampus yakni para pemangku kepentingan dan para orangtua mahasiswa agar mendorong anak-anaknya bergabung di wadah tersebut untuk perbaikan ilmu Al-Qur’an . “Agar program ini dimanfaatkan, sayang kalau tidak. Agar alumni kita lebih maksimal mengabdi di tengah masyarakat,” tandasnya.

Apalagi direncanakan, sertifikat kelulusan program lab keagamaan ini dijadikan sebagai syarat untuk mengikuti ujian akhir atau komprehensif di kampus. Berbagai skema juga dijalankan dalam program ini disesuaikan dengan perkembangan mahasiswa dan situasi pandemi. “Untuk informasi, kelas ini juga terbuka untuk masyarakat umum. Kegiatan ini 100 persen gratis,” ujarnya.(humas)