Maulid Nabi Saw UIN SU: Menghidupkan Cinta dan Cahaya Peradaban Ummat.

Maulid Nabi Saw UIN SU:  Menghidupkan Cinta dan Cahaya Peradaban Ummat.

#SHUFILIFE :

Hari ini (Kamis,  21/12/17) UIN SU tasyakkur milad ke 44 tahun, yg dirangkai dgn Maulid Nabi Saw dan Doa utk pelistina. Kita semua sama-sama bersyukur atas berbagai karunia Allah sembari berbangga hati atas kemajuan UIN SU.

Saya juga menyampaikan permohonan maaf atas ketidakhadiran pada kegiatan spiritual ini. Terlebih atas penghormatan kpd kami untuk menjadi Imam sholat Ashar dan Doa Qunut utk Pelistina. Sebagai alumni UIN SU tentu kita sgt bangga karena telah ditakdirkan Tuhan utk dpt mengeyam pendidikan di Perguruan Tinggi ini. Saya sgt optimis akselarasi pencapaian kemajuan UIN SU dimasa kepemimpin Rektor Prof Dr Saidurrahman Harahap MAg akan terus berkontribusi utk kejayaan peraadaban Islam yang kemudian bertransformasi pada kemajuan peradaban Indonesia.

Inilah yg sering kita gaungakan dgn jargon Kampus Peradaban. Kampus bersama seluruh elemen bangsa yg bisa mengubah wajah Indonesia yg moderat sebagaimana cita-cita luhur founding father kita dalam mencerdaskan kehidupan anak bangsa dan kompetisi dunia. Kampus peradaban yg memiliki dimensi profetik yg kuat. Kampus dimana cinta dan cahaya Nabi dihidupkan.

Momentum maulid Nabi Saw di UIN SU akan menjadi momentum meniupkan cinta kasih, ilmu pengetahuan dan cahaya kenabian dalam seluruh dimensi kehidupan. Pada dimensi itulah kita merasakan terus kehausan ilmu pengetahua sebagai jendela kebangkitan peradaban umat disaat bersamaan kita merasakan kerinduan yg bersangatan kpd Rasulullah Saw.

Bayangkan saja kalimat kerinduan itu yg selalu kita ucapkan dalam bentuk salam kepada Nabi Saw: “Assalamu’alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullahi wabarakatuh”, pada setiap sholat kita membuat terasa dekat dgn Nabi dan bergetarlah kalbu yg selama ini memendam kerinduan tak terperikan.

Sejatinya, ucapan salam dan salawat itu seakan menjadi “saklar” yg menyalakan seluruh simpul syaraf di sekujur tubuh yg selama ini gelap, seketika menyala dg terang benderang. Segenap jiwa teraliri oleh sensasi cahaya yang membahagiakan. Kita seakan-akan hidup dalam keteladana Nabi yg memberikan cahaya rahmatan lil’alamin

Untuk itulah semestinya seluruh stakeholder; Dosen, alumni, mahasiswa, pegawai dan setiap yg merasa berada dalam lingkungan UIN semestinya harus dekat dgn Tuhan dan dekat dgn kekasihNya yakni Sang Nabi Pembawa Cahaya. Dalam suasana hiruk pikuk dalam berkompentisi dalam kehidupan kiranya ada kesempatan utk berbisik bisik kepada Sang Maha Pemurah, mengucapkan syukur tiada terkira. Kita bersyukur karena kita tercipat dan ditakdirka  menjadi umat Nabi Saw.

Umat yg memancarkan cahaya kenabian. Cahaya kehidupan. Cahaya cinta kasih. Cahaya ilmu pengetahuan. Cahaya peradaban. Cahaya rahmatan lil ‘alamin. Dimana cahaya itu memancar dan tetap menyala berkilauan selama 14 abad lebih dan kita meyakininya akan tetap men-cahaya-i dunia hingga hari akhir zaman.

Cahaya itu melingkupi seluruh penjuru dunia, masuk kedalam setiap pori-pori dan saluran pembuluh darah siapapun yg mengucapkan salam dan salawat kepada “Manusia Pembawa Cahaya”. Cahaya yang menyinari seluruh kegegelapan. Allahumma sholli’ala Sayidina Muhammad wa’ala ali Sayidina Muhammad.

Semoga cahaya itu terus hidup dgn cahaya peradaban membuat cita-cita besar kita dalam memajukan kampus UIN SU yg tercinta. Kampus yg berkontribusi utk peradaban Indonesia yg sejahtera dan maju. Tentu semua ini harus kita ikhtiarkan dgn semangat ke-Ikhlasan dan Cinta.

Saya teringat selarik puisi Jalaludin Rumi…

_”Jika engkau bukan seorang pencinta, maka jangan pandang hidupmu adalah hidup._

_Sebab tanpa Cinta, segala perbuatan tidak akan dihitung pada Hari Perhitungan nanti._

_Setiap waktu yang berlalu tanpa Cinta, akan menjelma menjadi wajah yang memalukan dihadapanNya”_

Selamat milad UIN SU. Selamat bertasyakkur. Semoga menjadi cahaya umat. Cahaya peradaban. Cayaha fil dunya wal akhirat. Bangga menjadi alumni UIN SU. Aamiin @ahmad sabban rajagukguk [Ketua Alumni FDK UIN SU]