Medan (UIN SU)
Komisi E Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara (DPRDSU) melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN SU) dengan agenda peninjauan kesiapan lembaga pendidikan tinggi di era kenormalan baru (new normal), mekanisme penerimaan mahasiswa baru dan program mahad atau asrama mahasiswa.
Kunjungan kerja di kawasan Kampus IV UIN SU di Medan Tuntungan, Senin (20/7) dihadiri anggota komisi dan para pimpinan UIN SU. Kunker ini merupakan tindak lanjut dari rapat dengar pendapat terkait jalannya pendidikan tinggi di Sumut di masa pandemi. Rektor UIN SU, Prof Dr Saidurrahman, M.Ag di awal pertemuan memberikan paparan terkait perkembangan UIN SU dan pencapaian-pencapaian yang berhasil diraih dalam rangka meningkatkan kualitas dan menuju sebagai kampus kelas dunia. Pembahasan terkait mekanisme dan pola penerimaan mahasiswa baru, konsep dan program mahad atau asrama mahasiswa serta kesiapan memasuki new normal.
Rektor menjelaskan, akses penerimaan mahasiswa baru di kampus Islam ini ada lima jalur. Yaitu SPAN-PTKIN dan UM-PTKIN serta mandiri di bawah naungan Kementerian Agama RI. Lalu jalur SNMPTN dan UTBK-SBMPTN di bawah naungan Kemendikbud RI. Kampus ini memiliki 40 program studi S1 dan program pascasarjana. Saat ini proses penerimaan mahasiswa baru tengah berjalan sesuai jalur masing-masing.
Agenda berikutnya terkait program mahad atau asrama bagi mahasiswa baru. Prof Saidurrahman menjelaskan, mahad ini merupakan program dari Kemenag yaitu setiap mahasiswa diwajibkan untuk diasramakan selama dua semester atau satu tahun dengan beberapa sasaran dan capaian. Program ini diketahui sudah dijalankan di berbagai Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) jajaran Kemenag dan UIN SU memulainya di tahun ini. Hal ini juga didukung berbagai fasilitas, gedung dan sarana prasarana baru dan megah di kampus IV tersebut.
Salah satu tujuan program mahad yaitu untuk menguatkan jiwa nasionalisme dan islami dengan semangat keulamaan di kalangan mahasiswa. “Mahad adalah wadah pendidikan dasar bagi mahasiswa. Tujuannya merubah, menanamkan dan menguatkan akhlak serta menguatkan nasionalisme. Kita adalah nasionalis dan pancasilais sejati. Selain itu, selama dua semester mahasiswa dibekali berbagai kompetensi akademik dan keislaman seperti tahfiz (hapalan) Alquran, kemampuan bahasa Inggris dan Arab. Program ini diwajibkan bagi seluruh mahasiswa baru,” urainya.
Rektor menjelaskan program yang diwajibkan ini secara mendetail karena dinilai menjadi pertanyaan bagi publik terkait teknis mahad melalui dewan tersebut. Ia menegaskan, terkait pembiayaan saat ini ada banyak program beasiswa pendidikan ditawarkan yang bisa membantu mahasiswa yang kurang mampu. Di antaranya program Bidikmisi atau KIP Kuliah dari pemerintah, lalu beasiswa dari Unit Pengumpul Zakat (UPZ) UIN SU dan lainnya yang dinilai membantu persoalan biaya pendidikan. “Jangan sampai ada mahasiswa yang tidak lulus dari UIN SU karena persoalan ketidakadaan biaya,” tegasnya.
Namun rencana mahad yang diterapkan di tahun ajaran ini tertunda disebabkan pandemi Covid-19. Sesuai kalender pendidikan, tahun ajaran baru dimulai September Oktober 2020 begitu dengan program mahad. Karena pertimbangan penerapan protokol kesehatan dan aktivitas kampus yang dilakukan secara daring, maka program mahad yang semula direncanakan dua semester berubah menjadi satu semester saja, tepatnya di semester dua. Itu pun ada kemungkinan perubahan disesuaikan situasi dan kondisi di masa pandemi saat ini.
Ketua Komisi E DPRDSU, Dimas Tri Adji, SIKom menyampaikan apresiasi terhadap kinerja UIN-SU atas pencapaian selama ini sekaligus kesiapan memasuki era kenormalan baru. “Kunker ini lanjutan dari RDP lalu, kita datang melihat kesiapan UIN SU dalam penerapan pendidikan tinggi secara daring karena di era new normal tidak lagi tatap muka. Kita sudah melihat dan kita apresiasi karena sudah dilaksanakan dengan baik. Untuk program mahad dan mekanisme penerimaan mahasiswa baru diharapkan benar-benar bisa mengakomodir keinginan calon mahasiswa atau peserta didik,” jelasnya.
Setelah mendengar paparan merinci soal mahad tersebut, ia menyatakan menerima informasi tersebut agar disampaikan kepada masyarakat. Ia menilai, program mahad punya tujuan mulia dan patut didukung terlebih untuk menguatkan pemahaman NKRI harga mati, nasionalisme sekaligus pancasilais. “Hal ini sejalan program menuju Indonesia cerdas 2025 dan Indonesia emas 2045. UIN SU sudah on the track, berada pada rel yang tepat, diharapkan dilakukan berkesinambungan,” paparnya.
Terkait program mahad, ia mengapresiasi gagasan asrama mahasiswa ini karena dinilai mampu menetralisir peluang dan potensi ancaman di kalangan generasi muda melalui lembaga pendidikan tinggi. Walau pelaksanaan terhambat pandemi namun diharapkan bisa diterapkan dan diadakan tinjauan serta diskusi di masa mendatang. Apresiasi juga diberikan terkait kesiapan UIN SU di era new normal baik dari sisi kurikulum, SDM, sarana prasarana, fasilitas dan lainnya. Hal ini juga ditandai pelaksanaan wisuda daring perdana beberapa waktu lalu dan rencana pengenalan budaya akademik atau orientasi mahasiswa baru secara daring.
Di bawah kepemimpinan Prof Saidurrahman, Dimas menilai perkembangan positif kampus Islam ini selama beberapa tahun terakhir dan patut didukung demi mencapai UIN SU sebagai kampus kelas dunia dan sejalan Indonesia emas 2045. “Ada banyak program dan capaian serta hal baru yang diraih dan dilakukan di masa Prof Saidurrahman. Harapan kami apa yang sudah baik tetap dilanjutkan agar lebih baik ke depan. Kami sangat tertarik dengan UIN SU, kampusnya baru. Kami melihat sudah banyak perubahan. Kita mengagumi rektor dan kampus ini, sehingga menjadi kampus yang punya daya saing internasional menuju wolrd class university,” tandasnya didampingi Sekretaris Komisi E dr Mariahta Sitepu Mars, anggota Tia Ayu Anggraini SKom, Mahyaruddin Salim Batubara, Hj Anita Lubis, Jafaruddin Harahap MSi dan Muhammad Faisal. (humas)