Kekurangan Guru Agama adalah Persoalan Kebangsaan : FPK-GPAISU 2021-2026 Dilantik

Kekurangan Guru Agama adalah Persoalan Kebangsaan : FPK-GPAISU 2021-2026 Dilantik

Medan, (UIN Sumut)
Salah satu masalah pendidikan di Indonesia adalah pengangkatan guru agama yang masih kurang, khususnya guru pendidikan agama Islam yang menjadikan itu tidak hanya masalah bagi umat Islam namun juga sebagai persoalan kebangsaan. Padahal guru agama ibarat turbin yang menggerakkan negara dan peradaban.

Demikian disampaikan Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN Sumut) Prof Dr Syarin Harahap, MA dalam bimbingan dan arahannya pada pelantikan dan pengukuhan Forum Pengembangan Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam Sumatera Utara (FPK-GPAISU) di kampus IV Tuntungan Medan, Senin (6/9).

Hadirnya forum yang fokus pada pengembangan kompetensi guru pendidikan agam Islam itu, jelas Prof Syahrin, dirasakan seperti mendapatkan asupan baru dalam pengembangan Islam dan hal itu sangat diharapkan pemerintah. Namun, ia mengakui, yang jadi permasalahan yaitu masih sedikitnya pengangkatan guru agama oleh pemerintah, contohnya di Sumatera Utara.

Rektor lalu mengisahkan peristiwa pengeboman Hiroshima dan Nagasaki, kala itu, kaisar di Jepang menanyakan jumlah guru yang selamat dari pengeboman di perang dunia II itu. Dari kisah sejarah ini, Prof Syahrin ingin menyampaikan, betapa pentingnya peran guru dalam pembangunan bangsa khususnya guru agama. Pernyataan kaisar tersebut, menjadi penting dalam sejarah setelah rasulullah yang menjelaskan pendidikan itu seperti air, tanpa air tidak ada kehidupan. Begitu pula dengan pendidikan, tanpa pendidikan tidak ada kehidupan yang baik.

Berbagai permasalahan keguruan ini masih terjadi di Tanah Air, namun Prof Syahrin berpesan agar guru tidak berkecil hati. Karena guru punya status yang tinggi dan terhormat dalam masyarakat dan jika guru tidak bisa menjalankan tugasnya di dunia, maka bangsa ini akan redup. “Guru itu sebagai turbin yang menggerakkan negara dan peradaban ini,” pungkas Prof Syahrin yang didaulat sebagai pembina forum tersebut.

Ia siap menjadi pihak yang peka dan mendengarkan terhadap persoalan keguruan sebagai unsur penting memajukan pendidikan setelah guru dan peserta didik atau murid. Prof Syahrin menyampaikan, guru agama itu yang paling disayangi Allah karena terus menerus mengajarkan Alquran dan hadis di muka bumi. Guru agama punya kedudukan dan peran penting dalam menjalankan ajaran Islam dan membangun peradaban yang madani di bumi dan ditempatkan Allah pada tempat yang terhormat. “Jadi guru agama jangan galau,” katanya.

Ia mengharapkan, pemerintah bisa menambah guru agama lebih banyak jumlahnya melalui kementerian terkait. Karena menurutnya, guru agama untuk pembangunan bangsa dan negara, hal ini sesuai dengan gerakan UIN Sumut yang mengembangkan integrasi keilmuan atau integration of knowledge. Prof Syahrin lalu menceritakan perjalanan sejarah sebab dipisahkannya sekolah agama dan umum serta asal usul sekularisme, padahal ditegaskannya, tidak ada pemisahan antara ilmu agama dan umum namun beriring sejalan. Namun, konsep pemisahan itulah yang masuk ke Indonesia dibawa kolonialisme dan penjajahan ratusan tahun lalu.

Ia mengharapkan forum yang dibentuk ini berjalan baik dan bisa mengembangkan kompetensi keguruan bidang pendidikan agama Islam. Fasilitas kampus juga bisa dimanfaatkan untuk program pengembangan guru agama Islam, bahkan gerakan ini harus dikenalkan hingga nasional.

Ketua FPK-GPAISU 2021-2026 Dr Hj Raudatus Safa, MPsi menyampaikan, latar belakang terbentuknya forum tersebut melihat berbagai permasalahan guru pendidikan agama di sekolah-sekolah juga sehubungan dengan peran dan fungsinya dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Karena itu merupakan tugas penting guru pendidikan agama Islam yang membentuk kepribadian, karakter dan akhlak generasi bangsa.

Dalam dalam melaksanakan hal itu, persoalaan kompetensi guru pendidikan agama Islam menjadi vital untuk diperbaiki sehingga forum ini hadir diharapkan sebagai solusi. Sehingga guru pendidikan agama bisa menjadi ujung tombak pendidikan nasional untuk mewujudkan cita-cita pendidikan negeri. Ia juga tidak menafikan persoalan guru agama di republik ini adalah menurunnya atau semakin sedikit rekrutmen ASN guru pendidikan agama.

Pelantikan tersebut berjalan aman dan lancar dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Turut hadir perwakilan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara yaitu Kabid Pakis Kemenag Sumut Drs H Muksin Batubara, MPd, wakil rektor, para dekan dan segenap civitas akademika kampus.(humas)