Palembang, (UIN Sumut)
Gerakan Pramuka yang menjalankan pendidikan kepramukaan yang dulu dikenal dengan pendidikan kepanduan, secara historis berperan sebagai wadah pembinaan generasi muda, reproduksi kepemimpinan dan menciptakan kader perubahan bangsa. Sejarah pramuka adalah sejarah Indonesia, perubahan Gerakan Pramuka adalah perubahan Indonesia.
Demikian disampaikan Menteri Agama (Menag) RI Yaqut Qholil Qoumas dalam sambutannya pada pembukaan Perkemahan Wirakarya Nasional Perguruan Tinggi Keagamaan (PWN PTK) XV 2021 di Bumi Perkemahan Jakabaring Sport City, Kota Palembang, Kamis (11/11). Diketahui, event rutin di lingkungan perguruan tinggi di bawah naungan Kemenag kali ini dilaksanakan UIN Raden Fatah Palembang.
“Secara historis, Gerakan Pramuka berperan sebagai wdah pembinaan generasi muda, reproduksi kepemimpinan dan menciptakan kader perubahan. Sejarah pramuka adalah sejarah Indonesia, perubahan Gerakan Pramuka adalah perubahan Indonesia,” ujar menteri.
Menteri menyampaikan, pendidikan kepramukaan mempunyai tanggung jawab besar dalam pembinaan kaum muda bangsa. Untuk itu, ia mengapresiasi setinggi-tingginya atas terselenggaranya PWN PTK XV yang sebelumnya sempat tertunda sehubungan pandemi dan kini bisa terlaksana. Melalui program ini, ia mengharapkan mampu dijadikan sebagai jembatan transformasi anak bangsa, pengembangan teknologi digital dan intelektual di tengah perubahan zaman.
Melalui program ini, lanjut menteri, sebagai wahana untuk mengukur sejauh mana perguruan tinggi keagamaan berhasil melalukan revitalisasi kepramukaan di tengah masyarakat yang terus berubah. Ia mengarahkan Gerakan Pramuka harus beradaptasi supaya tidak tertinggal zaman dan tergerus. Ia optimis pramuka menjaga dan menyediakan kebutuhan generasi milenial yang kini akrab dengan teknologi digital.
“Nilai-nilai kepramukaan seperti kemandirian, gotong royong, perjuangan hidup, keberanian, disiplin, kepekaan sosial dan lainnya harus mampu ditransformasikan dalam kehidupan mahasiswa. Termasuk mampu mengisi tatanan baru masyarakat yang disebut dengan era society 5.0. PTK harus mencetak generasi terbaik Indonesia,” pungkasnya.
Dipaparkannya, giat yang sempat tertunda tersebut dan kini bisa digelar dalam skala yang besar sebagai tanda pramuka disiplin dalam penerapan protokol kesehatan (prokes). Ia mengharapkan kedisiplinan prokes untuk pencegahan penyebaran pandemi bisa diterapkan hingga akhir kegiatan. Ia optimis, agar pada PWN PTK berikutnya, bisa digelar secara luring keseluruhan dan peserta fisik yang harus lebih banyak.
Diikuti 1.176 peserta
Ketua Penyelenggara PWN PTK XV 2021 Prof H Muhammad Ali Ramdani dalam sambutan menyampaikan, PWN diselenggarakan sebagai momentum menguatkan nilai kebangsaan dan keindonesiaan di tengah keberagaman bangsa. Dunia kepramukaan merupakan ruang yang menyenangkan, ruang yang penuh kreasi dan rekreasi kaum muda.
Pendidikan kepramukaan, jelasnya, juga sebagai gerakan yang fenomenal karena lekat dengan pengamalan dan penghayatan nilai-nilai kejujuran, disiplin, kebersamaan, kerja keras dan kemandirian. Hal itu adalah bangunan karakter yang perlu ditanamkan. “Sungguh besar jasa pendiri Gerakan Pramuka di negeri ini juga sang penggagas gerakan kepanduan Lord Baden Powell sebagai bapak pandu dunia. Pramuka itu berdedikasi untuk NKRI, kita adalah satu, berlebur dalam satu napas dan jiwa dalam Gerakan Pramuka,” tandasnya yang juga menjabat Dirjen Pendis Kemenag.
Ia menyampaikan, PWN PTK ini juga dimaksudkan sebagai upaya untuk terus menyemai semangat moderasi beragama dan berkarya untuk bangsa. Dalam laporannya, ia menyampaikan, giat yang digelar enam hari pada 9-14 November ini, diikuti 1.176 peserta. Terdiri dari 440 orang mengikuti giat secara luring dan 558 peserta secara daring. Juga terdapat 116 pembina pendamping dan 58 pimpinan kontingen (pinkon) dari unsur mabigus PTK se-Indonesia.
Ia menjelaskan, giat ini digelar dengan sistem blended camp yakni perpaduan luring dan daring dengan berbagai sajian materi. Di antaranya pengembangan wawasan, pelatihan, bakti pramuka untuk masyarakat. Dalam ruang darma bakti kepramukaan, digelar giat kunjungan ke rumah-rumah ibadah seperti masjid, gereja, vihara, klenteng, pura dan beberapa madrasah di Palembang.
“Juga ada program penanaman ratusan bibit pohon, pembuatan biopori, tabur 10 ribu benih ikan dan vaksinasi untuk 5.000 masyarakat dan mahasiswa. Termasuk distribusi buku-buku untuk perpustakaan, pembagian masker dan hand sanitizer. Pada giat perkemahan ini juga sudah memecahkan rekor MURI dengan menciptakan 25 ribu pantun moderasi beragama,” tandasnya.
Program tersebut, lanjutnya, menerapkan mitigasi Covid-19 dan prokes yang ketat, salah satunya dengan penerapan aplikasi PWN PTK yang dirancang siswa madrasah. Hadir dalam acara Wakil Gubernur Sumatera Selatan, pimpinan forkopimda setempat, para pejabat Kwarnas dan Kwarda Sumsel, para rektor PTK selaku Kamabigus dan wakil rektor III PTK seluruh Indonesia.
Sementara Kasubbag Humas dan Informasi UIN Sumut Yunni Salma, MM dari lokasi pembukaan PWN PTK XV menyampaikan, UIN Sumut mengirimkan delapan mahasiswa terdiri dari empat putra dan empat putri sebagai peserta. Yakni Ilham Timbul, Aulia Hamdi, Mukhlis, Khoir Simamora, Fauziah Batubara, Mutiah, Chairunnisa dan Syafina. Lalu dua pembina pendamping (bindamping) Siti Ismahani, MHum dan Syafri Marpaung serta unsur Mabigus 13.409-13.410 Dr Nispul Khoiri, MA.