Medan, (UIN Sumut)
Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN Sumut) Prof Dr Syahrin Harahap, MA menyampaikan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) merupakan fakultas yang menjadi primadona di kampus Islam negeri terbesar di Sumut tersebut. Keilmuan dalam FEBI merupakan aspek penting yang menjalankan dunia ini.
Demikian disampaikan Prof Syahrin dalam acara Tasyakuran Milad ke-8 FEBI UIN Sumut di salah satu rumah makan di Kota Medan, Rabu (29/12). Hadir dalam acara syukuran tersebut salah satu pendiri FEBI yang juga mantan Rektor UIN Sumut Prof Dr. H. M. Yasir Nasution, MA, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Dr Nispul Khoiri, MA, para wakil dekan dan pimpinan fakultas, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Medan dan lainnya. Acara semakin meriah dirangkai dengan peluncuran buku Tanya Jawab Seputar Koperasi Syariah.
Hadirnya Prof Yasir merupakan suatu kebanggaan dalam acara tersebut, karena sebagai pimpinan yang karismatik banyak memberikan perubahan positif dan pengembangan kampus lebih baik di masa lampau. Menurut Prof Syahrin, Prof Yasir layak disebut sebagai bapak pendiri atau founding father dari FEBI UIN Sumut yang berdiri sejak 2013.
Seiring berkembangnya kampus Islam negeri tersebut, FEBI menurut Prof Syahrin merupakan primadona di kampus tersebut dengan berbagai indikator dan capaian membanggakan. “FEBI ini sebenarnya, primadona kita di UIN Sumatera Utara. Bukan karena dekannya dekat dengan saya, namun karena keilmuan yang dikaji di FEBI ini merupakan sebagi pemusatan atau centralized dari penggerak dunia,” ujar Prof Syahrin.
Hal itu sejalan dengan gagasan umat yang wasathiyah. Yakni umat yang banyak diartikan sebagai sesuatu yang dipusatkan. Karena ekonomi dan bisnis merupakan pilar penting yang menggerakkan dunia. “Yang mengendalikan dunia ini ada tiga hal. Yaitu perbankan, militer dan pabrik atau manufaktur,” jelasnya.
Terkait itu, menilik peran perbankan dan hubungannya dengan manufaktur tentu menjadi aktivitas bisnis yang punya pengaruh penting atas pergerakan dunia. Aspek perekonomian dan bisnis tersebut menjadikan FEBI menjadi penting dan unggul dalam pengembangan kampus tersebut, karena ekonomi dan bisnis bagian yang kuat dalam pengendalian dunia. “FEBI punya perang yang sangat penting. Saya sayang sekali dengan FEBI,” tukasnya.
Untuk menajamkan peran FEBI, Prof Syahrin menjelaskan dengan gagasan integrasi keilmuan yang mempunyai misi untuk menghilangkan dikotomi horizontal antara ilmu umum dan ilmu agama. Memahamkan bahwa semua ilmu berasal dari Allah maka ke depan agar tidak ada lagi yang disebut dengan ilmu umum dan ilmu agara, sekolah umum dan agama, namun diyakinkan dalam pendekatan islamic science dan islamic studies.
Dekan FEBI UIN Sumut Dr Muhammad Yafiz menyampaikan, pada syukuran yang ke-8 ini diharapkan menjadi momentum dan refleksi perjalanan FEBI sejak didirikan pada 14 Desember 2013 di kampus II Jalan Willem Iskander Medan. Dalam kesempatan itu, Dr Yafiz memaparkan berbagai pencapaian dan prestasi di sejumlah bidang.
Capaian dimaksud di antaranya puluhan dosen berhasil menembus program penelitian berbasis dana hibah bersaing dari pemerintah, puluhan karya dosen yang berhasil dipublikasi baik dalam skala nasional dan internasional termasuk menyiapkan karya dosen di lembaga jurnal terakreditasi. Lalu FEBI ini mempunyai unit usaha FEBI UINSU Press sebagai penerbit yang sejajar dengan penerbit sekelas nasional. “FEBI UINSU Press ini didirikan untuk mendorong para dosen kita melahirkan karya ilmiah seperti buku untuk memperkuat nuansa akademik di UIN Sumut,” tandasnya. (Humas)