Medan, (UIN SU)
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN SU) didaulat menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan dan pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Alquran (MTQ) Sumatera Utara ke-38 2022. MTQ menjadi penting karena bagian dari pembangunan sumber daya manusia (SDM) untuk mencapai masyarakat yang bermartabat.
Demikian dijelaskan Rektor UIN SU Prof Dr Syahrin Harahap, MA di Medan, Kamis (3/3) terkait persiapan pelaksanaan MTQ Sumut 2022 yang akan digelar pada 20-30 Maret mendatang di kampus I Sutomo, kampus II Willem Iskander dan kampus IV Tuntungan. Penunjukkan tuan rumah tersebut semakin menunjukkan dan menguatkan peran perguruan tinggi Islam di Sumut dalam pengembangan kajian Alquran.
“MTQ ini penting dalam perspektif pembangunan atau percepatan pembangunan di Sumut. Karena terkait dengan pendalan kajian dan kemampuan qiraah, tafsir dan lainnya. Dapat kita kaitkan dengan pembangunan Sumut bermartabat terutama dari sudur sosial keagamaan,” tukas Prof Syahrin yang juga Koordinator Kopertais Wilayah IX Sumut.
Waktu pelaksanaan tersebut, jelasnya, sekaligus untuk menyambut bulan suci Ramadan di awal April. Rektor mengingatkan, walau di tengah pandemi, tidak dijadikan alasan untuk tidak melakukan aktivitas dan MTQ ini selain sebagai sarana pengkajian Alquran juga sarana berdoa kepada Allah agar pandemi dan wabah segera diangkat dan hilang. MTQ diharapkan sebagai media komunikasi yang intensif antara umat Islam dan Allah untuk meminta pertolongan dan kesehatan saat pandemi.
Giat penting lain yang dirangkai di dalamnya, sambungnya, yakni penulisan mushaf Alquran dengan gaya Sumatera Utara. Direncanakan 114 tokoh Sumut akan menuliskan awal surat, mushaf Sumut ini lama ditemukan namun belum terlaksana optimal. Mushaf khas tersebut sudah dimulai di UIN SU atas bimbingan gubernur. “Lalu seminar Alquran dan pembangunan masyarakat bermartabat. Diharap menjadi tempat kita urun rembuk, mewujudkan masyarakat bermartabat, sudah sepatutnya umat Islam menunjukkan partisipasinya yang maksimal,” urainya.
Masyarakat bermartabat, jelasnya, menjadikan umat Islam atau muslim sebagai sektor utamanya. Bersepakat memberikan partisipasi untuk menyukseskan pembangunan masyarakat yang bermartabat. Pada MTQ ini direncanakan pertemuan generasi muda yang mengembangkan kajian Alquran dan berbagai potensi terkait. “UIN SU sebagai sentra pengkajian Alquran diharap MTQ nanti menjadi role model dalam pelaksanaan MTQ ke depan bagi daerah lain sebagai pelaksananya,” tandasnya.
Saat ini, panitia tengah melakukan berbagai persiapan kegiatan di antaranya terkait draf, konsep, mimbar setiap jenis kompetisi, fasilitas, sarana prasarana, termasuk merampungkan susunan dewan hakim MTQ yang berjumlah sekitar 150 orang berdasarkan surat keputusan gubernur. Komunikasi terus dilakukan agar perwakilan setiap daerah dan unsur lain mengirimkan utusannya dalam kontingen atau kafilah dan mendaftar pada waktu ditentukan.
Prof Syahrin mengharapkan, tidak ada daerah dan sektor yang absen dalam MTQ ini dan semua mengirimkan kafilahnya. Sejauh ini, pimpinan atau kepala daerah dinilai komitmen dengan MTQ karena giat itu dinilai sebagai bagian dari pembangunan masyarakat dan untuk pelayanan soal keagamaan. Kepanitiaan juga terus diaturkan untuk lancarnya kegiatan terutama untuk memastikan penerapan protokol kesehatan pencegahan pandemi. Pembukaan diramaikan dengan pameran Wahdatul Ulum dan bazar. (Humas)